Rasullah SAW sangat mencintai ummatnya terutama yang memiliki akhlak baik dan meninggalkan sifat tercela. Beliau sangat menginginkan ummatnya untuk terus-menerus berpegang teguh dalam sifat-sifat kebaikan.
Dikisahkan pada suatu malam di bulan Rajab, Rasulullah SAW bangun ditengah malam kemudian pergi ke masjid dengan tujuan ingin melihat apakah ada sahabat beliau yang sudah bangun. Ketika beliau sudah mendekati Masjid, Rasulullah mendengar suara Abu Bakar sedang menangis ketika melakukan Shalat. Abu Bakar ra. bermaksud mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat dua rakaat. Tapi ketika sampai pada surat At-Taubah yang berbunyi “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka.” Abu Bakar menangis dengan sedih.
Disudut lain beliau SAW mendengar suara Ali bin Abi Thalib dalam sholat dua rokaatnya. Ketika sampai pada surat Az-Zumar yang berbunyi “samakah orang-orang yang tahu dan yang tidak tahu ? hanya orang-orang yang berakal yang bias menerima pelajaran.” Berderailah air matanya.
Dibagian ruangan masjid yang lain sahabat Muadz bin Jabbal juga nampak dengan suara lantang. Ia juga bermaksud mengkhatamkan al-Qur’an didalam sholatnya. Tetapi ia hanya mampu membaca setengah atau sepertiga surat. Kemudian beralih ke surat yang lain. Namun selalu saja Ia menangis dalam sholatnya higga air matanya bercucuran di tikar.
Sementara di sisi ruangan yang lain, tampak pula Bilal tengah sholat dan menangis. Melihat mereka Rasulullah SAW ikut menangis hingga mereka selesai sholat. Kemudian beliau pulang dan merasa gembira hingga tiba di rumahnya karena mengetahui sahabat-sahabatnya sedang tenggelam dalam kenikmatan ibadah kepada Allah SWT. Sedang para sahabat itu sama sekali tidak mengetahui kehadiran Rasulullah SAW.
Setelah mereka melaksanakan sholat Subuh bersama Rasulullah SAW mereka bertatap muka dan berbincang-bincang. Rasulullah SAW bertanya kepada Abu Bakar ra., “Wahai Abu Bakar, mengapa engkau menangis saat membaca ayat 11 dari surat At-Taubah ?” Abu Bakar menjawab, “bagaimana aku tidak menangis wahai Rasulullah. Padahal Allah SWT telah membeli jiwa para hamba. Jika hama itu cacat, pasti tak akan dibeli oleh Allah SWT. Atau karena terlihat cacatnya, setelah dibeli pasti akan dikembalikan. Jika ternyata aku cacat ketika dibeli, atau ketahuan cacat setelah dibeli, tentunya aku akan masuk neraka. Karena itulah aku menangis wahai Rasulullah.”
Maka datanglah Malaikat Jibril as. dan berkata kepada rasulullah SAW, “Wahai Muhammad, katakana kepada Abu Bakar, jika pembeli tahu cacatnya seorang hamba, dan membeli karena tahu cacatnya, maka ia tak berhak mengembalikannya. Allah SWT mengetahui keadaan hamba-hambaNya sebelum Ia menciptakannya. Maka akan dibeli beserta cacatnya dan tak akan dikembalikan meskipun cacat setelah dibeli.”
Allah telah membeli orang-orang mukmin dan menggolongkannya diantara para sufi, wali, Nabi dan Rasul. Dengan terhimpunnya semua ummat, maka tidak akan dikembalikan para Nabi, Sufi dan Rasul. Nyatalah bahwa cacat tidak akan dikembalikan.
Gembira sekali Rasulullah SAW mendengar apa yang dikatakan Jibril tersebut. Demikian juga para shabat Nabi SAW ketika hal itu disampaikan kepada mereka. Rasulullah kemudian bertanya kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib ra., “apa yang menyebabkan engkau menangis dalam sholatmu semalam ?” “Bagaimana saya tidak mennagis membaca firman itu. Padahal kakek kita Nabi Adam adalah manusia yang paling tahu sebagaimana dalam firman Allah surat al-Baqarah ayat 31 dimana Allah engajarkan kepada Nabi Adam nama-nama segala sesuatu. Sedangkan kami tak akan bias tahu seperti Nabi Adam. Bagaimana kami akan sama.” Jawab Ali bin Abi Thalib.
Maka datanglah malaikat Jibril dan berkata, “Wahai Muhammad katakana kepada Ali tidaklah sama dengan prasangkanya. Sesungguhnya tampak jelas perbedaan antara orang kafir dengan orang mukmin diakhirat kelak.“
Keahuilah bahwa orang muslim telah jelas menyembah Allah. Jika mereka berbuat baik mereka bergembira, jika mereka berbuat salah mereka beristighfar mohon ampun kepada Allah SWT. Orang Kafir tempatnya di neraka sedang orang Mukmin di Surga.