Kita bersilaturrohim itu harus dilandasi niat yang kuat melaksanakan perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW, kemudian untuk mempererat mahabbah antar sesama famili atau saudara. Jangan ada tujuan lain.
Selain itu, bersilaturrohim tidak sebatas atau tidak harus berziarah kepada sanak saudara dengan melakukan kunjungan ke rumahnya, tetapi bisa juga dilakukan meski hanya dengan salam bagi yang tidak mampu. Misalnya, ada diantara kita mau berkunjung ke rumah kerabat yang letaknya jauh, tetapi tidak mampu menjangkau ke sana, entah karena tak ada uang transport atau lainnya, maka bisa titip salam kepada saudara lainnya untuk disampaikan kepada kerabat kita itu.
Ada riwayat hadits yang menyatakan, “Birru arhaamakum walau bis salaam” Artinya, berbaiklah kepada sanak kerabatmu walaupun hanya dengan salam. Indahnya agama kita, meski hanya dengan salam dinilai bersilaturrohim, tapi bagi yang tidak mampu. Jadi, meski tidak mampu pun tetap dianjurkan untuk bersilaturrohim, menyambung tali persaudaraan. Begitu pentingnya bersilaturrohim.
Atau, kita sebetulnya mampu pergi berkunjung ke rumah sanak famili, namun sementara tidak memiliki kesempatan, maka tetap saja kita dianjurkan bersilaturrohim melalui komunikasi telepon, sudah dikatakan bersilaturrohim. Jadi, pengertian silaturrohim itu luas, tidak sebatas dilakukan melalui kunjungan ke rumah famili, dan sebagainya.
Lebih diutamakan, jika kita memiliki kelebihan rizki ketika bersilaturrohim dianjurkan memberikan sesuatu yang diperlukan saudara yang kita kunjungi. Terutama saudara-saudara kita yang fuqoro’ wal masakin, untuk membantu kebutuhan mereka.
Yang juga perlu kita perhatikan, ketika bersilaturrohim harus memahami betul waktu-waktu tepat berkunjung ke rumah saudara. Artinya, kita harus mengetahui kapan saudara yang akan kita kunjungi itu beristirahat, saat-saat sibuk mereka, atau saat mereka tidak mau diganggu dengan kedatangan siapapun. Jadi, jangan sampai niat baik kita bersilaturrohim terhapus karena ternyata kehadiran kita malah mengganggu saudara kita itu.