19. Rijalul Quwwatul Ilahiyyah (1 abad 8 orang)
22. Rijalul Haybati Wal Jalal ( 1 abad 4 orang)
23. Rijalul Fath (1 abad 24 orang) Allah mewakilkannya di tiap Sa’ah (Jam) wali Rijalul Fath tersebar di seluruh dunia. 2 orang di Yaman, 6 orang di negara Barat dan 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua jihat (arah mata angin)
23. Rijalul Ma’arijil ‘Ula (1 abad 7 orang)
24. Rizalut Tahtil Asfal (1 abad 21 orang)
25. Rizalul Imdad (1 abad 3 orang)
26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun (1 abad 3 orang). Pangkat ini menyerupai pangkatnya wali Abdal.
27. Rojulun Wahidun (1 abad 1 orang)
28. Rojulun Wahidun Markabun Mumtaz (1 abad 1 orang ). Wali dengan maqom Rojulun Wahidun Markab ini dilahirkan antara manusia dan golongan ruhanny (bukan murni manusia). Beliau tidak mengetahui siapa ayahnya dari golongan manusia. Wali dengan pangkat ini tubuhnya terdiri dari dua jenis yang berbeda. Pangkat wali ini ada juga yang menyebut "Rojulun Barzakh". Ibu dari wali pangkat ini dari golongan ruhanny Air. Innallah ala kulli syai'in qadir/ Sesungguhnya Allah SWT atas segala sesuatu berkuasa.
29. Syakhsun Ghorib (di dunia hanya ada 1 orang)
30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy (1 abad 1 orang)
31. Rijalul Ghina (1 abad 2 orang). Sesuai nama maqomnya (pangkatnya) wali ini sangat kaya, baik kaya ilmu agama, kaya ma’rifatnya kepada Allah maupun kaya harta yang ditasharrufkan di jalan Allah. Pangkat wali ini juga ada waliahnya (wanita).
31. Syakhsun Wahidun (1 abad 1 orang)
32. Rijalun Ainit Tahkimi waz Zawaid (1 abad 10 orang)
33. Budala’ (1 abad 12 orang ) Budala’ adalah Jama’ Sigoh Muntahal Jumu’ dari kata Abdal, tapi bukan pangkat wali abdal.
34. Rijalul Istiyaq (1 abad 5 orang)
35. Sittata Anfas (1 abad 6 orang) salah satu wali dari pangkat ini adalah Putra dari Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad As-Sibty.
36. Rijalul Ma’ (1 abad 124 orang ). Wali dengan pangkat ini beribadahnya di dalam air. Diriwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil: "Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai Tikrit di Bagdad, dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba-hamba Allah yang beribadah di sungai-sungai atau di lautan?”. Belum sampai perkataan hatiku tiba-tiba dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “Akulah salah satu hamba Allah yang ditugaskan untuk beribadah di dalam Air”. Maka aku pun mengucapkan salam padanya. Lalu dia pun membalas salam. Tiba-tiba orang tersebut hilang dari pandanganku."
37. Dakhilul Hizab (1 abad 4 orang). Wali ini tidak dapat diketahui Kewaliannya oleh para wali yang lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani karena wali ini ada di dalam Hijabnya Alloh. Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia. Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para auliya' seperti diriwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani melaksanakan Thawaf di Baitullah, Makkah Mukarromah. Tiba-tiba Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani mukasyafah ke Lauhil Mahfudz. Dilihat di lauhil mahfudz, nama wanita ini tidak ada di barisan para wali-wali Allah. Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Allah untuk mengetahui siapa wanita ini dan apa yang menjadi amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat. Kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang waliyyah dengan maqom/pangkat Dakhilul Hizab "Berada di dalam hijabnya Allah". Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa berhusnudzon (berbaik sangka) kepada semua makhluq Allah.