Breaking News

17 Juli 2017

Mengenali Sosok Pemimpin Tertinggi NU Dari Masa Ke Masa


Nahdhatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Anggotanya diperkirakan sebanyak 85 juta orang. NU lahir dari kebangkitan pola pikir para cendikiawan muslim terhadap kolonialisme saat itu.

NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya atau yang tahun ini milad ke 91. Pada awalnya NU bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi sebelum pada tahun 1955 terjun ke dunia politik praktis hingga sekarang.
Dalam keagamaan NU menganut paham Ahlu Sunnah Waljamaah. Bagi NU memahami hukum Islam tidak hanya bersumber dari Al Quran dan Sunnah sebagai sumber utama, melainkan juga menggunakan kemampuan akal dan realitas empirik.
Dalam pandangan berpikir tentang ketuhanan, NU merujuk pada Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al Maturidi.
Dalam fiqih syari’ah NU lebih dominan mengikuti Madzhab Syafi’i dan mengakui tiga Madzhab lain yaitu Hanafi, Hambali, dan Maliki.
Sedangkan dalam tasawuf mengembangkan metode Al-Ghazali dan Syekh Juneid Al Baghdadi.
Jadi, jangan ngaku-ngaku NU kalau belum mengetahui keilmuan ulama-ulama besar yang mempengaruhi NU. ðŸ˜€

Mengenal Rais  Akbar dan Rais Aam NU

Kali ini penulis ingin berbagi tentang pemimpin Tertinggi NU dari masa ke masa. Yuk kita kenali ulama-ulama yang pernah menjadi Pemimpin NU.

K.H. Hasyim Asy’ari

Dijuluki Hadratus Syeikh (Maha Guru) dan dikenal sebagai Raisul Akbar (Pemimpin Tertinggi/setelah ini Rais Aam), Hasyim Asy’ari adalah pendiri sekaligus Rais Am pertama NU tahun 1926-1947.
Beliau dilahirkan di Demak 10 April 1875 dan meninggal di Jombang tanggal 25 Juli 1947. Secara nasab, Hasim Asy’ari memiliki garis keturunan Jaka Tingkir (Sultan Pajang) dan Lembipeteng (Raja Brawijaya V).
Di usia mudanya, Hasyim Asy’ari menimba ilmu di berbagai pesantren di Jawa. Usia 17 tahun, ia menimba ilmu Islam di Mekah dibawah bimbingan Syekh Ahmad Khatib Minangkabawi dalam ilmu fiqih, ilmu falak,ilmu tafsir dan ilmu hisab. Hasyim Asy’ari juga berguru pada Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi dalam ilmu hadits dan tasawuf.
Ulama lain dari Indonesia yang menjadi guru Hasyim Asy’ari adalah Syekh Nawawi Al Bantani.
Saat kembali ke Indonesia, Hasyim Asy’ari mendirikan Pesantren Tebu Ireng. Pesantren terbesar di Indonesia pada abad ke-20.

K.H. Abdul Wahab Hasbullah

K.H. Abdul Wahab merupakan salah satu pendiri Nahdhatul Ulama. Beliau terpilih menjadi Rais Am NU menggantikan K.H. Hasyim Asy’ari tahun 1947-1952.
Abdul Wahab dilahirkan di Jombang 31 Maret 1888 dan meninggal tanggal 29 Desember 1971. Sama seperti Hasyim Asy’ari, Abdul Wahab juga pernah menimba ilmu di beberapa pesantren di Jawa.
Pun belajar Islam di Mekah dengan guru yang sama yaitu Syekh Mahmud At-Tarmasi. Bahkan beliau pernah berguru kepada Hasyim Asy’ari.
Abdul Wahab dikenal sebagai ulama golongan Nahdhiyin pelopor kebebasan berpikir, berpendapat, dan keberagaman. Beliau juga dikenal sebagai pelopor berdirinya GP Anshor.

K.H. Bisri Syansuri

Lahir di Pati, Jawa Tengah 18 September 1886, Bisri Syansuri mungkin tokoh ulama NU pertama yang pernah aktif di politik praktis. Beliau meninggal meninggal di Jombang 25 April 1980.
Bisri adalah kakek Gus Dur dari garis ibu. Saat belajar di Mekah, Bisri menikahi adik Abdul Wahab Hasbullah. Puteri dari pernikahan mereka kemudian menikah dengan K.H. Wahid Hasyim, ayah Gus Dur.
Bisri Syansuri adalah teman seperjuangan Abdul Wahab, pernah menimba ilmu di beberapa pesantren di Jawa dan pernah berguru pula pada K.H. Hasyim Asy’ari.
Beliau terpilih menjadi Rais Am NU periode 1952-1971. Bisri juga menjadi kyai pertama yang mendirikan pesantren khusus wanita.

K.H. Muhammad Ali Maksum

K.H. Muhammad Ali Maksum adalah Rais Am NU periode 1980-1984. Beliau lahir di Rembang, 2 Marer 1915 dan meninggal di Yogyakarta 7 Desember 1989.
Ulama yang dikenal sebagai perintis pesantren Al Quran di Indonesia ini pernah menimba ilmu di beberapa pesantren di Jawa termasuk pesantren Tremas.
Beliau juga pernah menimba ilmu di Mekah kepada Sayyid Alwi Abbas Al-Maliki dan Suekh Umar Hamdanuntuk mendalami ilmu hadits dan pemikiran modern seperti Muhammad Abduh, M. Rasyid Ridha, dan Jalaludin Al-Afghani.

K.H. Ahmad Shiddiq

K.H. Ahmad Shiddiq adalah Rais Am NU tahun 1984-1991. Beliau dilahirkan di Jember tanggal 14 Januari 1926.
Ahmad Shiddiq pernah menimba ilmu di Tebu Ireng pimpinan K.H. Hasyim Asy’ari.
Bermula aktif di Gabungan Pemuda Islam Indonesia, karir Ahmad Shaddiq melejit hingga terpilih menjadi Rais Am NU hingga akhir hayatnya.

Dr. K.H. Muhammad Ali Yafie

Pernah menjadi ketua MUI tahun 1990-2000, Ali Yafie juga pernah menjadi Rais Am NU tahun 1991-1992 meskipun sebagai pejabat sementara.
Ali Yafie dilahirkan di Donggala, Sulawesi Tengah yanggal 1 September 1926.
Jauh sebelum menjadi Rais Am NU, Ali Yafie terlebih dahulu menjadi Rektor IAIN Ujung Pandang 1965-1971 dan menjadi penasihat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).

K.H. Muhammad Ilyas Ruhiyat

KH. Muhammad Ilyas Ruhiat lahir di Tasilmalaua Jawa Barat pada tanggal 31 Januari 1934 dan meninggal tanggal 18 Desember 2007. Beliau adalah seorang ulama besar Nahdhatul Ulama, dan pernah menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (1992-1999).
Ilyas Ruhiyat adalah putera ulama besar Tasikmalaya K.H. Ruhiyat dan sepupu dari K.H. Ali Yafie.

K.H. Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz

Ahmad Sahal dilahirkan di Pati, Jawa Tengah tanggal 17 Desember 1937 dan meninggal tanggal 24 Januari 2014 lalu.
Beliau terpilih menjadi Rais Am NU periode tahun 1999-2014. Kemudian pernah terpilih juga menjadi Ketua MUI tahun 2000-2014.

K.H. Ahmad Mustofa Bisri

Mustofa Bisri yang lahir di Rembang 10 Agustus tahun 1944 dikenal juga sebagai penulis, penyair, dan budayawan selain juga dikenal sebagai ulama.
Banyak sekali karya-karya Mustofa Bisri yang diterbitkan. Salah satu yang melekat buat saya pribadi adalah Al Bisri, Kamus Bahasa Indonesia-Arab Arab-Indonesia.
Beliau terpilih menjadi Rais Am NU setahun saja dari tahun 2014-2015.

K.H. Ma’ruf Amin

K.H. Ma’ruf Amin lahir di Tangerang tanggal 1 Agustus 1943. Selain sebagai ulama, Ma’ruf Amin juga dikenal sebagai dosen dan politisi di Partai Kebangkitan Bangsa.
Beliau adalah Rais Am NU dari tahun 2015 hingga sekarang. Kiprahnya dalam politik praktis cukup mentereng. Selain pernah menjadi anggota MPR, Ma’ruf Amin juga pernah menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden tahun 2010-2014.
Selain menjadi Rais Am NU, Ma’ruf Amin juga menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat.
0 Comments

Tidak ada komentar:

Translate

Artikel Terbaru

Minat Jadi Petugas Haji 2025? Perhatikan Syarat Berikut

  Direktur Bina Haji, Arsad Hidayat السلام عليكم Ùˆ رحمة الله Ùˆ بركاته بسم الله Ùˆ الحمد لله اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا محمد Ùˆ على أله  Ùˆ صحبه Ø£...

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI