"KENAPA TIDAK KALIAN SAJA AHLUL YAMAN YANG BELAJAR DI INDONESIA?"
Oleh :
Alhabib Muhammad Hanif Alatas, Lc. -
Ketua Umum Front Santri Indonesia (FSI)
Ada yang menarik, Rabu 3 Februari 2016 saat Alfaqir menjadi penterjemah Syeikhuna Al-Habib Dr. Abubakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur (Hafidzhohullah) dalam seminar bertajuk "Strategi Mengatasi Propaganda Musuh-Musuh Islam dalam Memecah Ukhuwwah Islamiyyah" di kota Pontianak Kalimantan Barat.
Pada sesi tanya-jawab, seorang akademisi mengajukan pertanyaan kepada Habib Abubakar:
"Ya Habib, saya terkesan dengan apa yang Antum sampaikan bahwa keadaan umat Islam di Indonesia saat ini masih relatif baik dan kondusif, beda dengan di Timur Tengah. Jika demikian, kenapa tidak Antum saja wahai Ahlul Yaman yang belajar kepada kita, Islam di Indonesia. Kenapa kok malah terbalik, kita yang belajar ke orang Yaman?"
Seketika itu saya menyaksikan betul ekspresi wajah para hadirin yang cukup geram dengan pertanyaan tersebut.
Setelah pertanyaan itu Alfaqir terjemahkan ke bahasa Arab untuk Habib Abubakar. Beliau tersenyum, lalu menjawab: "Justru kami datang kemari untuk mengambil milik kami yang ada pada kalian."
Sontak Hadirin tertawa...
Habib Abubakar meneruskan: "Bukankah Islam di Indonesia datang dari Yaman? Justru "Nahnu Ashlun wa Antum Far'un" (kita ini induknya dan antum adalah cabang). Keadaan Yaman saat ini memang sedang kacau karena konflik, dan antum berkewajiban memberikan kontribusi positif demi kebaikan Yaman, bukan justru menyebutkannya dengan buruk. Bukankah seorang anak wajib berbakti kepada orang tuanya?"
Di awal, ucapan Beliau memang mengundang tawa, tapi selanjutnya membuat semua hadirin kagum tak terhenti.
Beliau melanjutkan: "Justru saya datang kesini untuk mengingatkan, jika kalian Ahlu Indonesia tidak menjaga betul-betul kemurnian Madrosah Abawiyyah, yaitu; Manhaj Ahlusunnah wal Jama'ah serta Tashawuf, jangan heran jika 5 sampai 10 tahun kedepan, keadaan Indonesia akan seperti Timur Tengah, bahkan lebih hancur dari Timur Tengah. Naudzubillah min Dzalik."