*Mengelola Emosi Guru Galak* 😃
Pernah mendengar julukan guru galak? Guru galak itu julukan guru yang ekspresinya tampak selalu tegang dan mudah marah. Istilah yang lain menyebutnya guru killer. Sebenarnya "kegalakan" dan "kekileran" guru itu bertujuan baik. Sayangnya ada yang porsi galaknya kelebihan sehingga guru galak itu dianggap guru yang mudah tersulut emosinya.
Saat ini ketika dunia pendidikan sedang disorot, perilaku guru seringkali mendapat perhatian berlebih dari masyarakat. Kasus-kasus kekerasan di sekolah seringkali berkaitan dengan tindakan guru dalam mendidik muridnya yang dianggap berlebihan. Guru sebagai manusia tentu memiliki keterbatasan yang kadang tak sengaja melakukan tindakan bernada kekerasan, baik kekerasan fisik maupun verbal.
Upaya untuk mencegah tindakan kekerasan yang dilakukan guru adalah kemampuan mengelola emosi dengan baik. Emosi itu berasal dari kata e yang berarti energi dan motion yang bergerak. Emosi adalah energi yang bergerak. Saat emosi sebagai energi muncul ,yang perlu mengusahakan agar gerakan itu bisa dikendalikan. Emosi yang paling dominan adalah emosi dalam bentuk kemarahan. Inilah yang sering membuat kontrol diri hilang.
Bagi guru kemampuan mengelola emosi terutama emosi ini penting sehingga guru bisa tetap cool dan penuh perhitungan saat emosi ini mendera. Dalam islam, cara menge dalikan emosi marah, seperti yang di contohkan Rasul adalah mengubah fisiologi. Saat Anda marah sambil berdiri, segeralah duduk. Kalau duduk marah juga segeralah bergerak ambil air wudhu. Air wudhu bisa mendinginkan tubuh yang mendidih saat emosi.
Ada juga trik lain yang bisa dicoba seperti yang ditulis Arvan Pradansyah adalah dengan menunda respon sepuluh detik. Saat Anda marah Anda sedang diuji kesabaran saat ada stimulus yang membuat Anda marah jangan terburu-buru merespons. Tapi tunggulah sepuluh detik sebelum melakukan sebuah ti dindakan.
Ada juga trik lain yaitu dengan cara bertanya. Saat Anda marah pada siswa Anda ajukan pertanyaan dalam hati. Pantaskah saya marah? Apa akibatnya jika saya marah? Adakah manfaat saya marah? Semakin banyak membuat pertanyaan maka semakin menunda respon marah. Saat bertanya ke dalam diri sebenarnya sedang mengalihkan fokus dari sumber kemarahan.
Tentu masih banyak trik yang dapat dilakukan dan bisa saling berbagi. Trik di atas hanya alternatif yang perlu dicoba. Meski gagal takkan malpraktek.
Penguasaan pengendalin emosi perlu dilakukan dan dilatihkan terus menerus sampai mahir. Kalau sudah mahir jadi mudah.***