Mereka suka menghujat dan menyalahkan, seolah kebenaran hanya milik mereka semata.
Emangnya mereka pikir ulama-ulama dulu itu tidak alim? tidak tahu nash dan dalil?
Bahkan saya ragu terhadap ulama-ulama yang tabiatnya suka menyalahkan seperti ini, Saya tak yakin apa pernah mereka bertemu dengan Nabi? baik tatkala jaga ataupun dalam keadaan mimpi. Walaupun cuma sekali......
Pendahulu kita juga alim-alim, banyak yang hapal Al-Qur'an, banyak yang hafal Hadits, pandai membaca kitab kuning, bahkan banyak diantaranya yang punya keramat baik saat hidup maupun setelah wafatnya.
Bermula dari kabar ghaib sebagian orang-orang yang ma’rifat kepada Allah menyebutkan bahwa dalam setiap tahun akan turun 320.000 malapetaka.
Ada dua kemungkinan sebab orang yang menolak kabar ghaib tersebut, karena tidak mempercayai karomah dan atau belum menemukan dasar dalilnya. Mengenai karomah, Ahlussunnah wal Jama’ah tidak menyangsikan lagi akan kebenaran dan keberadaannya pada hamba-hamba Allah yang terkasih (Auliya’). Namun bagi sebagian orang (tetangga sebelah) ada yang sama sekali menolak dan tidak mempercayainya. Padahal kalau kita ambil warning dari panutan utama mereka, yakni Ibnu Taimiyah, kita akan temukan beliau termasuk ulama yang sangat mempercayai adanya karamah:
“Diantara prinsip Ahlussunnah adalah mempercayai karamah para wali dan apa yang dijalankan oleh Allah melalui tangan-tangan mereka berupa perkara yang menyalahi adat dalam berbagai macam ilmu pengetahuan dan mukasyafah.” (Al-‘Aqidah al-Wasithiyyah).
Adapun dari segi dasar dalilnya, Ibn Abbas Ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
“Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya sial terus.” (HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, al-Khathib al-Baghdadi, al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi dalam al-Jami’ ash-Shaghir juz 1 halaman 4 dan al-Hafidz Ahmad bin ash-Shiddiq al-Ghumari dalam al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ ash-Shaghir wa Syarhai al-Munawi juz 1 halaman 23).
Hadits di atas kedudukannya memang dha’if (lemah). Tetapi meskipun hadits tersebut lemah, posisinya tidak dalam menjelaskan suatu hukum, tetapi berkaitan dengan bab targhib dan tarhib (anjuran dan peringatan), yang disepakati otoritasnya di kalangan ahli hadits sejak generasi salaf.
B. Shalat Rebo Wekasan
Setiap Rabu terakhir bulan Shafar, sebagian besar kaum Muslimin Nusantara melakukan shalat sunnah memohon kepada Allah Swt. agar dijauhkan dari berbagai malapetaka. Namun ada pula yang menentang amaliah shalat sunnah Rebo Wekasan tersebut dengan berlandaskan pada pernyataan Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam kitab Irsyad al-‘Ibad yang mengatakan bahwa hal itu termasuk bid’ah madzmumah (tercela). Sebenarnya kalau kita mau telaah lagi, shalat sunnah Rebo Wekasan tidak bertentangan sama sekali dengan pernyataan Syaikh Zainuddin al-Malibari.
Akan tetapi, demi tidak memperpanjang pembahasan, sebagai jalan keluarnya bagi orang yang ingin melaksanakan shalat tersebut adalah sesuai dengan tuntunan Syaikh al-Kamil Fariduddin dalam kitab Jawahir al-Khamis. Beliau menyarankan hendaknya dalam shalat tersebut diniati melaksanakan shalat sunnah mutlak. Dimana shalat mutlak adalah shalat yang tidak dibatasi oleh waktu, sebab dan bilangannya.
Begitupula menurut KH. Bisyri Mustofa, beliau mengetengahkan solusi mendamaikan dua kutub yang bertentangan ini yakni niat shalatnya adalah niat shalat muthlaq. Hal ini juga berlaku dalam shalat-shalat lain yang tidak ada dalil al-Quran dan al-Hadits seperti shalat sunnah Anisul Qabri.
C. Amaliah Rebo Wekasan
1. Sholat Rebo Wekasan
Adalah shalat 4 rakaat yang dilaksanakan pada Rabu terakhir bulan Shafar yang bertujuan meminta kepada Allah agar diselamatkan dari malapetaka pada hari itu dan hari-hari selanjutnya sampai setahun yang akan datang. Shalat ini dilaksanaan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Tatacara pelaksanaannya adalah:
أُصَلِّى سُنَّةً لِيَوْمِ اْلأَ خِرِ مِنْ شَهْرِ الصَّفَرِ لِدَفْعِ اْلبَلاَء ِرَكْعَتَيْنِ لِله تَعَالَى أَللهُ أَكْبَرْ
Setelah selesai membaca al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat membaca surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali dan surat al-Mu’awwidzatain 1 kali. Setelah salam membaca bacaan berikut ini masing-masing sebanyak 70 kali:
Lalu membaca doa shalat sunnah Rebo Wekasan sebagai berikut:
Tata cara shalat Rebo Wekasan menurut fersi lain adalah pertama berniat shalat sunnah mutlak:
“Aku niat shalat sunah Mutlak dua rakaat menjadi makmum/imam karena Allah Ta’ala.”
Rakaat pertama setelah al-Fatihah membaca surat al-Falaq 10 kali. Pada rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surat an-Nas 10 kali. Setelah salam membaca:
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna Fathimah Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda:
“Barangsiapa yang berkenan mengerjakan shalat 2 rakaat di malam Rabu, pada rakaaat pertama membaca surat al-Fatihah dan al-Falaq 10 kali dan pada rakaat kedua membaca al-Fatihah dan an-Nas 10 kali, kemudian setelah salam membaca istighfar 10 kali dan shalawat 10 kali maka 70 malaikat turun dari langit yang bertugas mencatatkan pahalanya sampai hari kiamat.”
Menurut sebagian ulama: “Balak atau malapetaka yang ditakdirkan oleh Allah Swt. akan terjadi selama satu tahun itu semuanya diturunkan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia pada malam Rabu terakhir bulan Shafar. Maka barangsiapa yang bersedia menulis 7 ayat di bawah ini kemudian dilebur dengan air lalu diminum, maka orang tersebut akan dijauhkan dari malapetaka. Ayatnya adalah sebagai berikut :
Wallahu Al-Musta’an A’lam.
Cek Buku PPPK GURU PGSD 2024 - Peringkat 1 PPPK GURU KELAS 2024 - Buku Original Soal dan Pembahasan dengan harga Rp108.000. Dapatkan di Shopee sekarang! https://s.shopee.co.id/3L7b4IoOvn?share_channel_code=1
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang "Amaliah beserta Dalil Arba Mustamir (Rebo Wekasan) ", semoga bermanfa'at.
Memberi manfa'at baik di dunia maupun di akhirat.
Menjadi asbab keridhaan Allaah kepada kami.
Untuk mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru di facebook dari website ini silakan klik suka pada halaman kami HANAPI BANI
atau gabung Group kami;
Youtube ;(Klik DISINI)
Instagram ; (Klik DISINI)
Telegram ; (Klik DISINI)
Bip ; (Klik DISINI)
Halaman FB (Klik DISINI)
WA 1 ; (Klik DISINI)
WA 2 ; (Klik DISINI)
WA 3 ; (Klik DISINI)
WA 4 ; (Klik DISINI)
WA 5 ; (Klik DISINI)
WA 6 ; (Klik DISINI)
WA 7 ; (Klik DISINI)
WA 8 ; (Klik DISINI)
WA 9 ; (Klik DISINI)
WA 10 ; (Klik DISINI)
WA 11 ; (Klik DISINI)
WA 12 ; (Klik DISINI)
WA 13 ; (Klik DISINI)
WA 14 ; (Klik DISINI)
WA 15 ; (Klik DISINI)
WA 16 ; (Klik DISINI)
Komunitas WA #1 ;(Klik DISINI)
Komunitas WA #2 ;(Klik DISINI)
Saluran WA tanpa Batas ; (Klik DISINI)