(Foto: Fkusuma)
Presiden Joko Widodo mengajak bangsa Indonesia untuk mengambil pelajaran dari kondisi yang terjadi di Afghanistan. Hal ini disampaikan Presiden ketika membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdhatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat.
Di hadapan belasan ribu Nahdliyin, Presiden menceritakan petemuannya dengan ibu negara Afghanistan Rula Ghani. “Ibu Rula Ghani berpesan, Presiden Jokowi, hati-hati. Jangan sampai ada konflik di negaramu. Segera rangkul pihak lain. Ukhuwah sangat penting sekali,” ujar Presiden Jokowi, Rabu (27/02).
Presiden menuturkan, saat itu Rula Ghani bercerita Afghanistan 40 tahun yang lalu adalah negara yang sangat kaya, aman, dan tentram. Hingga masalah dimulai ketika terjadi pertikaian dua suku yang tak kunjung usai. Indonesia bahkan pernah berusaha mendamaikan, tetapi belum berhasil.
Kini Afghanistan berada dalam situasi konflik. Konflik merugikan seluruh warga, terutama anak-anak dan perempuan. “Konflik juga menutup akses, termasuk akses pendidikan,” jelas Presiden Jokowi.
Presiden pun mengajak warga Nahdliyin untuk menjaga ukhuwah islamiyah, wathaniyah, insaniyah. Hal ini, sesuai dengan arah munas yang digelar selama tiga hari, 27 Februari – 1 Maret 2019, yang mengangkat tema ‘Memperkuat Ukhuwah Wathoniyah untuk Kedaulatan Rakyat’.
“Saya titip, jangan sampai karena urusan politik, pemilihan walikota, gubernur, pilpres, kita tidak merasa seperti saudara,” ujar Presiden.
“Saya mengajak kita semua untuk menjaga ukhuwah islamiyah, wathaniyah, insaniyah. Sesuai dengan tema Munas kita kali ini,” tegas Presiden.
Hadir dalam acara pembukaan sejumlah tokoh nasional. Antara lain, Mustasyar PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Raais Aam KH Miftachul Akhyar, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa. Hadir pula ulama internasional Taufiq Ramadhan al Buthy Suriah dan Syekh Ahmad Az Zahra Mesir.