Assalaamu'alaikum Sahabat Hanapibani.com
Rektor Universitas Islam Raden Rahmat Malang (Unira Malang), Dr Hasan Abadi, mensinyalir ada upaya pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin membenturkan NU (Nahdlatul Ulama) (NU) dan Muhammadiyah.
Mereka ingin menghadapkan dua organisasi keagamaan paling besar di tanah air itu, lewat Soal Kompetensi Inti (SKI) untuk Madrasah Tsyanawiyah (MTs), di materi Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) Berbasis Komputer.
"Terkait dengan soal di SKI MTs, terasa ada pihak-pihak yang ingin membenturkan antara NU dan Muhammadiyah dan mengambil keuntungan," kata Hasan Abadi, Jumat (22/3/2019).
"Terasa sekali ada tangan-tangan hitam kelompok 'tertentu' yang sudah masuk di jejaring kementerian agama," tambah pria yang juga menjabat Ketua LP Maarif NU Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Hasan Abdi meminta Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk mengusut dugaan penyusupan soal ke dalam mata ujian akhir tingkat MTs tersebut. "Kemenag wajib mengusut tuntas siapa yang melakukan pembelokan sejarah itu," ujarnya.
Informasi awalnya beredar di kalangan NU di Jawa Timur dan langsung viral, setelah mendapatkan foto materi atau soal Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) Berbasis Komputer, yang terdapat soal tertulis bahwa KH Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah disebutkan menorehkan tinta emas dengan menyerukan 'Resolusi Jihad'. Padahal dalam sejarah tercatat penyeru Resolusi Jihad adalah KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Hasan Abadi meminta semua pihak tenang dan tidak gegabah. Apalagi langsung menuduh Muhammadiyah pelakunya.
"Karena itu, kesalahan yang disengaja oleh kelompok tertentu yang ingin membenturkan dua ormas Islam terbesar di negeri ini," ujarnya. "Kejadian seperti ini bukan yang pertama," tambah Hasan Abadi.
Hingga berita ini ditulis, kami Hanapibani.com belum mendapatkan konfirmasi dari pihak Kementerian Agama soal materi Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) Berbasis Komputer, untuk siswa MTs yang beredar di media sosial itu.