Warga Madrasah mungkin bisa turut bangga dengan keberhasilan siswa ini. Putra Aji Adhari tercatat sebagai siswa Madrasah tingkat menengah pertama /Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta "MTs Manbaul Khair" kelas dua. Ia tinggal di sebuah rumah di gang sempit di Ciledug, Kota Tangerang, Banten.
Keberhasilannya membobol situs milik pemerintah, bank nasional, hingga NASA sebetulnya tak diketahui oleh orang tuanya. Sebab, Putra Aji Adhari sering belajar IT secara otodidak.
Putra Aji Adhari menganggap situs National Aeronautics and Space Administration (NASA) lemah sehingga ia hanya membutuhkan waktu tiga menit untuk membobol situs-situs tersebut.
Sementara situs lembaga pemerintah justru lebih gampang dibobol.
Parahnya, kata Putra Aji Adhari, pemilik situs tak responsif.
Sosok pendiam ini mendapuk dirinya sebagai white hat hacker dan hanya melakukan penetration test di situs-situs tersebut.
"Web instansi pemerintah itu memang bugnya gampang banget. Tapi memang kadang owner situsnya itu jarang respon gitu kalo aku report bug," ujar Putra Aji Adhari kepada TribunJakarta.com (grup SURYA.co.id) di rumahnya, Senin (4/1/2019).
Penetration test yang dilakukan Putra Aji Adhari sebatas mencoba masuk ke situs tertentu dan menemukan mana yang bisa disusupi hacker jahat.
"Makanya kalo aku mau lapor bug situs pemerintah lewat BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)," sambung bungsu dari empat bersaudara ini.
Ia menyayangkan lambannya respon badan atau komisi negara menanggapi laporannya mengenai bug di dalam situs mereka.
Tak jarang Putra Adi Adhari selalu melaporkan temuan bug yang mudah disusupi kepada BSSN.
Biasanya, sebelum memasuki target situs tertentu, Putra Adi Adhari akan melihat dulu, mempelajari developernya.
"Biasanya tiga menit," ujar dia.
Belum lama ini, putra pasangan Darso dan Saanah memasuki situs resmi KPU RI yang di dalamnya terdapat data daftar pemilih untuk Pemilu 2019.
Menurut dia situs resmi KPU RI mempunyai sistem pertahanan yang lemah.
Ia pernah menganalisis sistem keamanan situs KPU RI bulan lalu sampai masuk ke dalam database yang isinya nama penduduk semua daerah.
"Pernah aku masuk ke dalamnya (situs) itu malah lihat semua data penduduk untuk pemilih (Pemilu)," Putra Adi Adhari membocorkan.
Keamanan situs KPU RI, sambung dia, berada di level menengah dan belakangan celah yang bisa ditembus tadi sudah ditutup setelah ia lapor ke BSSN.
Dikatakan dia, domain utama KPU RI lumayan aman, tapi beberapa subdomainnya berada di level sedang.
"Bugnya sudah tidak ada. Setelah seminggu itu lama banget (direspon, red)," ucap dia.
Perhatiannya yang begitu besar terhadap data negara, Putra Aji Adhari berharap pemerintah memperkuat situs-situs instansi yang mengandung banyak informasi penting di dalamnya.
"Itu pemerintah juga jarang respon. Kayak kita nih laporin bug itu, tidak direspon. Jadi ini dianggap hal biasa. Sebenarnya penting gitu. Kayak misalnya situs-situs pengadilan negeri gitu ya, itu sebenarnya penting juga," tandasnya.
Putra Aji Adhari mengungkapkan kesehariannya saat ini adalah melayani pertanyaan awak media yang kerap datang ke rumahnya.
"Kesibukannya ya kadang wawancara sih ada orang datang ke rumah, dipanggil juga ke beberapa perusahaan, ya gitu aja," ujar Aji Adhari dikutip dari artikel 'Begini Sibuknya Putra Aji Adhari Setelah Viral Karena Retas Situs Nasa'.
Bahkan sekarang ia sering diundang oleh beberapa situs yang pernah ia retas, seperti Tokopedia dan BCA.
"Kayak situs perbankan gitu situs e-commerce ada yang manggil, BCA terus Tokopedia," lanjutnya.
Ia mengaku sempat kaget lantaran namanya jadi perbincangan. Misalnya saat namanya disebut dalam program Narasi TV milik Najwa Shihab.
"Tau dari Narasi TV, aku nonton, kaget sih," ujarnya.
Meski begitu ia mengaku tak takut dan khawatir karena yang dilakukannya bukanlah kejahatan, ia justru merasa bangga karena dirinya masuk pemberitaan media.
"Takut sih nggak ya pas itu karena kan aku hacker yang sifatnya nggak merugikan siapa pun jadi bangga juga pas masuk itu," pungkasnya.