Entah kenapa anak-anak ini kalau saya datang untuk mengajar semua girang riang "Hore... Pak Ustadz rawuh..."
Padahal untuk urusan metode mengajar, saya tergolong biasa-biasa saja. Seringnya malah dengan muka "kereng/galak".
Usut punya usut, setelah saya tafakkuri ternyata sababiyahnya adalah "keadaan yg terbaik".
Bisa dipastikan jika sebelum mengajar saya sudah mandi, wangi, wudlu, sholat Sunnah dan sedikit wirid, pasti anak-anak akan menyambut dengan riang dan antusias.
Tapi jika waktu akan mengajar cuma dgn menata penampilan tanpa menata ruh, pasti seringnya anak-anak akan cuek bebek kurang nyambung dalam pengajaran.
Saya teringat dulu saat sowan Syaikhina KH Maimun Zubair, pernah suatu ketika setelah ditanya "Sangking pundi cung?"
"Sangking Bojonegoro Yai"
"Lenggah mriko nggeh.. "
Saya disuruh duduk di kursi yg jauh dari Syaikhina, padahal kursi di barisan agak dekat dengan beliau masih pada lowong.
Dengan perasaan sedih gak karuan hati ini bergumam "pasti saya ini banyak sekali dosanya dan kejelekan hatinya, Sampai Yai pun mboten kerso saya duduk di tempat yang dekat dengan beliau"
Akhirnya pada pesowanan setelahnya saya berkonsultasi pada santri senior yg biasa duduk di sebelah Syaikhina saat sowan,
"Kang.. apa rahasianya kok Panjenengan bisa lenggah sekeco disilahkan Syaikhina ten kursi barisan depan"
"Begini Mbah.. santri-santri dulu itu kalau mau sowan Yai, paling tidak puasa 2-3hari baru berani sowan. Sebelum berangkat harus keadaan suci wangi dan sholat Sunnah dulu. Kalau sudah seperti itu bisa dipastikan akan disambut gembira oleh Syaikhina. Kalau asal sowan saja ya dapatnya pasti kursi barisan belakang"
___________________________
Begitulah ilmu dan ahlul Ilmi, jika dalam "menyerapnya" maupun "menyampaikannya" disiapkan dengan kebersihan dhohir dan batin niscaya akan disambut gembira oleh guru maupun para murid di depannya.
من يرد الله به خيرا يفقهه فى الدين
قال السيد محمد بن علوي المالكي: خيرا اى حسن الخاتمة
Wallahul musta'an
Oleh: Ustadz Khafif Ahmaruddin