Yongki mengatakan dugaan kekerasan itu dialami anaknya sepekan lalu, Senin (9/9/2019). Namun dia baru mengetahuinya pada Senin (16/9) siang setelah istrinya diberi tahu ibu-ibu murid lain saat menjemput anaknya.
"Kemarin baru ibu-ibu pada ngomong ke istri saya kalau anaknya dipukul kepala sekolah, termasuk anak saya," kata Yongki kepada wartawan, Selasa (17/9/2019).
Ayah korban
Pria asal Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, ini menuturkan pelaku pemukulan diduga Kepala SDN Tunggorono 2 Ismunarko. Saat kejadian, 31 murid kelas II sedang mengikuti praktik salat di sekolah tersebut, termasuk anaknya. Guru agama Ninik Isrou Nikmah saat itu juga berada di lokasi.
Menurut Yongki, anaknya mengaku dipukul Kepala SDN Tunggorono 2 sebanyak satu kali. Ismunarko diduga memukul menggunakan telapak tangan hingga mengenai bagian kanan kepala putranya. Hal serupa diduga dialami sembilan siswa lainnya. Terduga pelaku memukul para siswa secara bergantian.
"Yang dipukul Kepala Sekolah ada 10 anak, termasuk anak saya. Kesalahannya saya kurang tahu, yang pasti sewaktu praktik salat," ungkapnya.
Setelah insiden pemukulan tersebut, lanjut Yongki, anaknya masih sempat sekolah satu hari. Sehari kemudian, Rabu (11/9) hingga Sabtu (14/9) anaknya tidak masuk sekolah karena terkena demam. Pekan ini anaknya terpaksa kembali ke sekolah untuk mengikuti ujian pertengahan semester.
"Setelah ini anak saya tidak mau sekolah lagi karena trauma. Saya akan mengurus surat pindah sekolah," ujarnya.
Sebelum mengadu ke polisi, Yongki mengaku kemarin datang ke SDN Tunggorono 2 untuk meminta penjelasan kepada terduga pelaku Ismunarko. Namun dia hanya ditemui oleh guru di sekolah tersebut, sehingga dirinya menempuh jalur hukum.
Yongki melaporkan kasus kekerasan yang diduga menimpa putranya seorang diri ke Polres Jombang. Karena kemarin dia datang tanpa mengajak korban, polisi baru sebatas menerima laporannya sebagai pengaduan masyarakat. Menurut dia, anaknya sedang bersama istrinya di rumah orang tuanya untuk menenangkan diri.
"Sampai detik ini pihak sekolah tidak menghubungi saya ataupun mengumpulkan wali murid. Tidak ada iktikad baik, otomatis saya laporkan. Akan saya kumpulkan semua orang tua korban, saya buat laporan, kemungkinan dalam minggu ini," terangnya.
Yongki juga telah mengadukan masalah ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. Dia mengaku telah menyampaikan kronologi dugaan pemukulan Kepala SDN Tunggorono 2 terhadap 10 siswa kepada beberapa orang di Dinas Pendidikan.
Salah satunya kepada Kepala Bidang Pendidikan Dasar. Kepadanya, pihak dinas berjanji bakal memproses kasus ini.
"Harapan saya, kepala sekolah bisa mengayomi. Kalau mukul anak, jangan di kepala karena otak," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jombang Iptu Dwi Retno Suharti membenarkan adanya pengaduan dari Yongki. Pihaknya berharap, jika membuat laporan, Yongki mengajak serta anaknya. Karena dugaan pemukulan itu sudah terjadi sepekan yang lalu, sehingga korban tidak bisa divisum.
"Kalau saya terserah orang tua. Kalau mau laporan, anaknya dibawa ke sini, supaya korban bisa kami mintai keterangan," tandasnya.