Jakarta --- Ada yang berbeda di kantor Kementerian Agama, pusat hingga daerah. Keluarga Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag hari ini menganakan kain sarung, lengkap dengan baju putih dan pecinya.
Di Kemenag pusat misalnya, jam 07.30 WIB, ASN, termasuk para pejabat eselon I dan II berdiri di halaman kantor untuk mengikuti upacara. Sebagai inspektur upacara Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin.
Tampak hadir kenakan kain sarung juga, Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, Dirjen Bimas Buddha Caliadi, beserta jajarannya. Sebagai pengiring lagu hening cipta, paduan suara Ditjen Bimas Kristen.
Upacara Hari Santri sarat nuansa harmoni keragaman. Ini senada dengan pesan yang disampaikan Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin selaku inspektur upacara. Bahwa pesantren adalah laboratorium perdamaian.
"Pesantren laboratorium perdamaian, tempat menyemai ajaran Islam rahmatan lil alamin," ujarnya di Jakarta, Selasa (22/10).
Menurut Kamaruddin, santri terbiasa dengan keterbukaan kajian dari berbagai kitab, bahkan lintas madzhab. Santri dididik belajar menerima perbedaan dari sumber hukum otentik. Santri terbiasa dengan moderasi dalam beragama.
"Moderasi penting bagi masyarakat plural sehingga keberagamaan dapat disikapi bijak serta toleransi dan keadilan terwujud," tandasnya.
Hari Santri ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo dengan Keppres No 22 tahun 2015. Sejak itu, 22 Oktober diperingati sebagai hari santri.