Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi menjadi Khatib Jumat di Mesjid Istiqlal Jakarta (Foto: Danyl)
Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi menjadi Khatib Jumat di Mesjid Istiqlal Jakarta. Dalam khotbahnya, Menag mengajak segenap umat muslim untuk senantiasa menjaga semangat toleransi dan menjadikan perbedaan untuk saling mengenal satu dengan lainnya.
Menag juga mengajak umat untuk merawat persatuan dan kesatuan serta meningkatkan iman dan takwa, agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dijelaskan Menag Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda. Hal ini tertuang dalam Surat Al-Hujarat Ayat 13 yang artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
"Allah menciptakan manusia itu berbeda-beda agar saling mengenal. Kalau Allah menciptan umatnya hanya satu maka yang terjadi adalah perselisihan. Allah menciptakan perbedaan itu agar bisa saling belajar antara satu dengan yang lainnya," kata Menag, Jumat (01/11).
Dalam hal menjaga persatuan dan kesatuan, Menag menguraikan Surat Ali Imran Ayat 103 yang artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
"Allah menyatakan, kita harus bersatu dan jangan saling bercerai berai. Bersatu, jangan berpecah belah. Disinilah letaknya ibadah, pelajaran toleransi, kasih sayang, rahmat, silaturahum dan lainnya," sambung Menag.
Selain itu, lanjut Menag, Allah menurunkan Rasulullah yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Islam memberi pelajaran kepada para pemimpin. Bila diberi amanah, maka hendak berlaku adil, sesungguhnya Allah memberi pelajaran yang baik kepada umatnya.
Banyak pelajaran dari berbeda-beda itu hingga menjadi satu. Dunia mengacu pada PBB. Indonesia adalah miniatur dunia yang kaya akan perbedaan.
"Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika, juga mengusung konsep Pancasila dan UUD 1945, dan kesepakatan hukum yang berlaku. Kita berterimakasih juga kepada para ustadz dan penceramah agama lain di Indonesia yang selalu menyebarkan ajaran yang toleran," pesannya.
"Toleransi Tidak akan mengurangi iman takwa kita kepada Allah. Bagimu agamamu bagiku agamaku. Semoga kita menjadi orang yang saling mengenali perbedaan di antara kita agar kita menjadi satu. Terima kasih juga kepada ormas keagamaan di Indoensia atas tampilan kedamaiannya," tandasnya.
Penulis : benny andriyos