Pernah mungkin ada dalam benak kita bahwa guru yang kita jadikan panutan adalah guru yg terbaik, namun sadarkah kita bahwa perkataan tersebut adalah bentuk sebuah kesombongan?.
Boleh kita mencintai guru kita, namun jangan sampai kecintaan kita terhadap guru kita membutakan kemuliaan guru-guru yang lain. Karena hal itulah muncul kefanatikan dalam hati kita dan membuat diri kita meremehkan yang lain.
Boleh kita mencintai guru kita, yang mendidik ruhani kita, yang mengenalkan kita kepada Allah dan rasulNya, namun jangan memaksa orang lain untuk mempunyai perasaan yang sama seperti kita, sebab perasaan cinta itu bukan karena sebuah keterpaksaan.
Jangan sampai kita memaksakan pendapat guru kita kepada orang lain karena itu dapat menimbulkan permusuhan diantara saudara kita yang lain.
Pendapat guru kita adalah milik pribadi kita dengan tanpa menafikan pendapat yg lain, hargai pendapat guru-guru yg lainnya.
Seorang guru ruhani adalah milik pribadi kita, apa yg dinasehatkannya kepada kita adalah untuk kita, karena belum tentu cocok untuk orang lain.
Cintai guru kita tanpa ada fanatik dan merendahkan yang lain.
Wallahu A'lam
(Sedikit Kutipan dari nasehat Guru Mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz)