Hormat saya kepada Tim Medis yang telah luar biasa berjuang menghadapi Virus Corona ini tanpa lelah, bahkan ada yang wafat dari mereka rahimahumullah, dan tanpa banyak bicara seperti para komentator di Medsos.
Arahan dari Medis agar kita berada di rumah pun sudah tepat, jangan membantah karena telah sesuai dengan kisah di dalam Al-Qur'an. Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya yang menjelaskan secara khusus tentang Thaun menyampaikan kisah tentang wabah penyakit di masa orang-orang terdahulu dari Bani Israil. Dari sebuah ayat berikut:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِن دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." (Al-Baqarah: 243)
ﻗَﺎﻝَ: ﻛَﺎﻧُﻮا ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔ ﺁﻻَﻑ ﺧَﺮﺟُﻮا ﻓِﺮَاﺭًا ﻣﻦ اﻟﻄَّﺎﻋُﻮﻥ ﻭَﻗَﺎﻟُﻮا: ﻧﺄﺗﻲ ﺃَﺭﺿًﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﺑﻬَﺎ ﻣﻮﺕ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫا ﻛَﺎﻧُﻮا ﺑِﻤﻮﺿﻊ ﻛَﺬَا ﻭَﻛَﺬَا ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻬُﻢ اﻟﻠﻪ: ﻣﻮﺗﻮا ﻓَﻤﺮ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢ ﻧَﺒِﻲ ﻣﻦ اﻷَْﻧْﺒِﻴَﺎء ﻓَﺪَﻋَﺎ ﺭﺑﻪ ﺃَﻥ ﻳﺤﻴﻴﻬﻢ ﺣَﺘَّﻰ ﻳﻌﺒﺪﻭﻩ ﻓﺄﺣﻴﺎﻫﻢ
Ibnu Abbas berkata: "Mereka berjumlah 4000 orang. Mereka keluar karena lari dari thaun (wabah penyakit menular). Mereka berkata: "Kami akan mendatangi sebuah negeri yang tidak ada kematian". Setelah mereka sampai di sebuah perkampungan Allah mematikan mereka semua. Lalu datang seorang Nabi berdoa agar Allah menghidupkan kembali agar menyembah Allah, lalu Allah menghidupkan mereka" (Tafsir Ad-Durr Al-Mantsur)
Di bagian lain Imam Ibnu Hajar menjelaskan merebaknya penyakit menular karena masyarakatnya melakukan perkumpulan meskipun untuk berdoa:
لما وقع الطاعون بدمشق؛ فذكر أن ذلك حدث سنة (٤٩)، وخرج الناس إلى الصحراء، ومعظم أكابر البلد، فدعوا واستغاثوا، فعَظُم الطاعون بعد ذلك، وكثر وكان قبل دعائهم أخف
"Ketika terjadi Thaun di Damaskus pada tahun 49 H, penduduk Damaskus dan sebagian besar penduduk negerinya menuju lapangan, mereka berdoa dan meminta pertolongan. Ternyata wabah thaun makin membesar dan banyak, padahal sebelumnya sedikit" (Badzl Ma'un 329)
Oleh: Ustadz Ma'ruf Khozin