بسم الله Ùˆ الØمد لله
اللهم صلى على سيدنا Ù…Øمد Ùˆ على أله Ùˆ صØبه أجمعين
Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Sebelum Islam
Bangsa Arab memiliki karakter yang positif seperti pemberani, ketahanan fisik, kekuatan daya ingat, hormat akan harga diri dan martabat, penganut kebebasan, loyal terhadap pemimpin, pola hidup sederhana, ramah, ahli syair dan sebagainya. Tapi karakter baik mereka terkikis oleh sifat buruknya.
Mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum khamr (arak) sampai mabuk, berzina berjudi, merampok dan sebagainya. Perbudakan, menempatkan kaum perempuan pada kedudukan yang sangat rendah. Perempuan dipandang ibarat binatang piaraan dan tidak memiliki kehormatan dan kekuatan untuk membela diri.
Kamu mungkin pernah mendengar atau membaca, bahwa zaman sebelum agama Islam datang disebut zaman jahiliyah yang artinya kebodohan atau zaman kegelapan. Disebut demikian, karena masyarakat Arab pada waktu itu tidak mau menggunakan pikiran sehatnya untuk menyembah Allah Swt yang telah menciptakan mereka. Mereka dalam kegelapan karena tidak mau mengikuti petunjuk agama yang benar yang dibawa oleh para rasul Allah Swt. mereka juga belum memiliki aturan hidup yang baik, tidak terdapat pemerintahan dan hukum yang tetap mereka hanya mengikuti serta mematuhi adat istiadat dan kebiasaan yang telah berlaku turun-temurun.
Bangsa Arab Jahiliyah suka berkelompok berdasarkan bani (marga). Bani ini berkelompok menjadi satu kabilah (suku), jadi, kabilah itu adalah kelompok yang terdiri atas beberapa bani (marga), seperti suku Quraisy yang merupakan salah satu suku yang terdiri dari Bani Hasyim, Bani Muthalib, dan Bani Kilab. Mereka hidup berkelompok dan mementingkan kelompoknya. Sehingga di antara suku-suku itu sering terjadi persaingan yang mengakibatkan terjadinya perselisihan.
Berikut kebiasaan bangsa Arab pra-Islam, manakah yang menurut kamu baik untuk diteladani, dan manakah yang menurut kamu harus dihindari.
Sifat baik bangsa Arab:
- Dermawan, mereka sangat bangga jika disebut dermawan. Apabila seseorang kedatangan tamu, sementara ia tidak memiliki harta apa pun kecuali seekor unta, karena sifat dermawannya, ia rela menyembelih untunya itu untuk menghormati tamunya.
- Suka menepati janji, bagi mereka janji merupakan hutang yang harus dibayar.
- Memiliki tekad yang kuat, apabila bertekad melakukan sesuatu, mereka sangat gigih berusaha untuk mencapai tekad yang dicita-citakannya itu.
- Menjaga harga diri, mereka rela berkorban untuk membela kehormatan diri, keluarga, dan kelompoknya. Sifat ini menyebabkan mereka menjadi pemberani.
- Teguh pendirian, mereka sangat teguh dalm pendiriannya dan tidak mudah dipengaruhi orang lain.
- Dapat dipercaya, pada umumnya bangsa Arab jujur dan suka berkata benar.
Kebiasaan buruk bangsa Arab:
- Menyembah berhala, dewa, malaikat, jin, roh, dan benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan bintang.
- Percaya pada takhayul dan hantu.
- Suka minum-minuman keras dan mabuk-mabukan.
- Hidup boros dan suka berfoya-foya.
- Suka bermain judi.
- Suka membuat persembahan kepada dewa-dewa.
- Suka berbuat riba, yaitu membungakan uang pinjaman.
- Apabila lahir bayi perempuan, terkadang mereka membunuhnya dengan cara menguburnya hidup-hidup, karena merasa malu dan hina.
- Suka berkelahi bahkan sampai terjadi perang antarsuku hanya karena hal-hal kecil.
Kebudayaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
Kebudayaan masyarakat Arab pra-Islam yang paling menonjol adalah bidang sastra bahasa Arab, khususnya syair Arab.
Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang amat penting yang pernah berkembang di Jazirah Arab sebelum Islam datang. Bangsa Arab termasuk bangsa yang memiliki rasa seni yang tinggi. Salah satu buktinya ialah bahwa seni bahasa Arab (syair) merupakan suatu seni yang paling indah yan amat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa tersebut. Mereka amat gemar berkumpul mengelilingi penyair-penyair untuk mendengarkan syair-syairnya.
Ada beberapa pasar tempat penyair-penyair berkumpul yaitu pasar Ukaz, Majinnah, dan Zul Majaz. Di pasar-pasar itulah penyair-penyair memperdengarkan syairnya yang sudah disiapkan untuk itu. Seorang penyair mempunyai kedudukan yang amat tinggi dalam masyarakat Arab. Bila pada suatu suku/kabilah muncul seorang penyair, maka berdatanganlah utusan dari kabilah-kabilah lain untuk mengucapkan selamat kepada kabilah itu. Untuk itu, kabilah tersebut mengadakan acara-acara dan jamuan besar-besaran dengan menyembelih binatang ternak. Untuk upacara ini, wanita-wanita cantik dari kabilah tersebut keluar untuk menari, menyanyi, menghibur para tamu. Upacara yang diadakan adalah untuk menghormati sang penyair.
Dengan demikian penyair dianggap mampu menegakkan martabat suku atau kabilahnya. Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat orang yang tadinya hina, atau sebaliknya, dapat menghinakan orang yang tadinya mulia.
Sebagai contoh, ada seorang yang bernama Abdul Uzza ibnu Amir. Dia adalah seorang yang mulanya hidupnya melarat. Putra-putrinya banyak, akan tetapi tidak ada pemuda-pemuda yang mau memperistrikan mereka. Kemudian dipuji-puji oleh Al Asya seorang penyair ulung. Syair yang berisi pujian itu tersiar ke mana-mana. Dengan demikian, menjadi masyhurlah Abdul Uzza itu, dan akhirnya kehidupannya menjadi baik, dan berebutlah pemuda-pemuda meminang putri-putrinya. Mereka mengadakan perlombaan bersyair dan syair-syair yang terbagus biasanya mereka gantungkan di dinding ka’bah tidak jauh dari patung-patung pujaan mereka agar dinikmati banyak orang, jika syairnya itu telah digantungkan di dinding ka’bah, sudah pasti suku dan kabilah tersebut naik pula martabat dan kemuliaannya. Dengan demikian, potret seluruh kebudayaan bangsa Arab telah tertuang dan tergambar di dalam karya syair-syair mereka.
Terimakasih atas kunjungannya, untuk dapatkan pemberitahuan langsung di facebook silakan klik suka pada halaman kami HANAPI BANI
ثم السلام عليكم Ùˆ رØمة الله Ùˆ بركاته