السلام عليكم Ùˆ رØمة الله Ùˆ بركاتهبسم الله Ùˆ الØمد لله
اللهم صلى على سيدنا Ù…Øمد Ùˆ على أله Ùˆ صØبه أجمعين
اللهم صلى على سيدنا Ù…Øمد Ùˆ على أله Ùˆ صØبه أجمعين
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Peserta didik mampu;
- Menjalankan perintah Allah untuk menjaga kesucian lahir dan batin
- Menjalankan perintah Allah untuk menjaga kebersihan lahir dan batin
- Rajin membersihkan badan untuk menjaga kesehatan badan
- Bersegera mandi wajib sesudah selesai haid/ Ihtilam
- Memahami tata cara bersuci dari hadas besar
- Memahami hikmah bersuci dari haid dan janabat
- Merancang tata cara mandi wajib yang sah
- Mensimulasikan tata cara mandi wajib.
BERSUCI DARI HAID DAN
IHTILAM
Abdul adalah seorang siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. Suatu pagi ketika
ia bangun tidur, ia mengalami mimpi basah. Karena sadar ia belum shalat subuh, ia
langsung berwudhu kemudian bersiap-siap untuk shalat. Ayahnya yang
mengetahui bahwa Abdul mengalami mimpi basah langsung menegur Abdul dan
memintanya untuk mandi dulu sebelum shalat.
Ayah Abdul mengatakan bahwa Abdul sedang berhadas besar. Oleh karena
itu, Abdul harus bersuci dahulu sebelum shalat. Ayah mengatakan bahwa Abdul
harus mandi wajib untuk bersuci. Abdul diajari tata cara mandi wajib yang benar
oleh ayahnya karena menurut ayahnya ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mandi wajibnya agar mandi yang ia lakukan sah dan dapat mensucikan badannya
dari hadas besar. Abdul berterima kasih kepada ayahnya yang telah mengajarinya
tata cara mandi wajib kemudian ia bersegera mandi.
Hadas adalah keadaan tidak suci pada pada diri seorang muslim yang
menyebabkan ia tidak boleh shalat, tawaf dan lain sebagainya. Haid dan Ihtilam
termasuk hadas besar. Jika hadas kecil ini dapat disucikan dengan cara berwudhu
maka hadas besar disucikan dengan cara mandi besar atau mandi wajib.
Dikatakan mandi wajib karena ia wajib dilaksanakan ketika seseorang
hendak menunaikan shalat, tawaf, menyentuh mushaf al-Qur’an, dan lainnya. Hal
ini berbeda dari mandi mubah (mandi biasa) untuk membersihkan dan
menyegarkan tubuh; atau mandi sunnah seperti ketika hendak berangkat shalat
Jumat, shalat Idul Fitri, shalat Idul Adha, memasuki kota Makkah, atau setelah
sadar dari pingsan.
A. Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar
Cara bersuci dari hadas besar dapat dilaksanakan dengan mandi wajib.
Bagaimana tata cara mandi wajib itu? Dalam melaksanakan mandi wajib untuk
bersuci dari hadas besar tidak bisa kita lakukan secara sembarangan. Mandi
wajib mempunyai tata cara tertentu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
agar mandi wajib menjadi sah. Apa saja hal-hal yang harus kita perhatikan saat
mandi wajib? Hal-hal yang harus kita perhatikan saat mandi wajib antara lain:
1. Rukun Mandi Wajib
Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan rukun? Rukun adalah
sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Rukun mandi
wajib artinya, sesuatu yang harus dipenuhi agar mandi wajibnya sah. Jadi
apabila mandi wajib tidak memenuhi salah satu rukunnya maka mandi
wajibnya menjadi tidak sah.
Nah apa saja rukun mandi wajib? Berikut akan kita bahas.
Rukun mandi wajib ada 2 yakni:
a. Niat
Niat mandi wajib tidak harus diucapkan. Niat boleh dilakukan di
dalam hati, namun mengucapkan niat hukumnya sunnah. Oleh karena
itu, akan lebih baik jika niat mandi kita lafalkan. Niat mandi wajib
dilaksanakan pada awal mengguyurkan air ke badan. Jadi dalam mandi
wajib, kita dihitung mulai mandi wajib saat melaksanakan niat.
Adapun anggota badan yang sudah kita basahi sebelum niat, maka
anggota badan tersebut belum dianggap disucikan dengan mandi
wajib.
Mengingat niat merupakan rukun mandi wajib, artinya jika kita mandi
wajib namun lupa tidak berniat maka mandi wajib kita tidak sah
sehingga kita masih dalam kondisi berhadas besar. Jika kita masih
berhadas besar, tentunya kita belum bisa melaksanakan shalat,
membaca al-Qur’an dan sebagainya. Nah oleh karena itu, jangan
sampai kita lupa berniat ketika ingin mandi wajib.
b. Meratakan air ke seluruh tubuh
Rukun mandi wajib yang kedua adalah meratakan air ke seluruh tubuh.
Ini berarti apabila kita mandi wajib namun ada anggota badan yang
masih kering artinya mandi wajib kita belum bisa dikatakan sah. Oleh
karena itu, apabila kita melihat ada anggota badan kita yang masih
kering setelah mandi wajib, kita wajib membasuhnya.
Air yang digunakan untuk mandi wajib haruslah air yang suci dan
menyucikan. Oleh karena itu, tidak sah mandi menggunakan air yang
najis atau air yang telah bercampur dengan sesuatu yang dapat
mengubah warna, rasa atau baunya. Adapun yang perlu kita perhatikan
ketika mandi wajib adalah daerah-daerah yang agak tersembunyi yang
biasanya tidak bisa basah jika tidak kita perhatikan dengan seksama.
Contohnya apabila kita memakai cincin yang pas di jari kita sehingga
ketika kita guyur, maka bagian yang tertutup cincin tersebut tidak
terkena air. Hal ini bisa menyebabkan mandi kita tidak sah. Oleh
karena itu, kita harus benar-benar memastikan bahwa seluruh tubuh
kita telah terkena air secara merata.
Daerah yang perlu kita perhatikan lagi adalah daerah lubang hidung,
belakang telinga, lipatan-lipatan pada tubuh, sela-sela jari dan kaki,
dan lain-lain.
2. Sunnah Mandi Wajib
Nah setelah kita mempelajari rukun mandi wajib, kali ini kita
akan mempelajari sunnah mandi wajib. Apa itu sunnah mandi wajib?
Sunnah mandi wajib adalah sesuatu yang apabila dikerjakan akan
mendapat pahala namun bila tidak dikerjakan tidak berpengaruh pada
keabsahan mandi wajib. Artinya mandi wajib kita sudah sah apabila
memenuhi rukun-rukun mandi wajib meskipun tidak melaksanakan
sunnah-sunnahnya. Meskipun demikian, alangkah baiknya jika kita dapat
melaksanakan mandi wajib dengan sempurna sunnah-sunnahnya karena
hal tersebut lebih disukai oleh Allah Swt.
Adapun sunnah mandi wajib antara lain:
a. Membaca basmalah bersamaan dengan niat mandi;
b. Membersihkan kedua telapak tangan sebelum memasukan ketempat
air ;
c. Menghilangkan kotoran yang ada pada badan;
d. Membersihkan kemaluan atau beristinja’ ;
e. Berwudlu dengan sempurna sebelum mandi;
f. Mencelupkan kedua tangan ke dalam air dan siramkan air ke akar -
akar rambut kepala;
g. Menyiram air ke kepala sebanyak tiga kali dan mengguyurkannya
keseluruh tubuh;
h. Mendahulukan anggota badan sebelah kanan;
i. Tidak meminta tolong kepada orang lain kecuali ada uzur;
j. Tidak berbicara kecuali ada kebutuhan.
3. Bersegera Mandi Wajib
Sebagai seorang Muslim yang sudah balig, kita mempunyai
kewajiban shalat tepat pada waktunya. Apabila kita tidak shalat tepat
waktu, maka kita akan berdosa. Oleh sebab itu, hendaknya kita senantiasa
berhati-hati agar waktu shalat tidak terlewat.
Bagaimana cara untuk menjaga agar shalat tidak terlewat? Salah
satu cara untuk menjaga agar shalat tidak terlewat adalah dengan
bersegera mandi wajib setelah ihtilam ataupun setelah darah haid berhenti
keluar. Jika kita menunda-nunda mandi wajib sehingga ada shalat yang
terlewat, maka kita berdosa. Jika kita sudah terlanjur menunda-nunda
waktu bersuci sehingga waktu shalat terlewat, maka kita harus mengqadha
shalat yang sudah terlewat tadi dan banyak-banyak meminta ampun
kepada Allah Swt.
Demikian sedikit ulasan mengenai Materi Pembelajaran Fikih - "Bersuci dari haid dan Ihtilam".
Semoga ada manfaatnya baik di dunia maupun akhirat.
Terimakasih atas kunjungannya, untuk dapatkan pemberitahuan langsung di facebook mengenai artikel kami, silakan klik suka pada halaman HANAPI BANI
ثم السلام عليكم Ùˆ رØمة الله Ùˆ بركاته