بسم الله Ùˆ الØمد لله
اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا Ù…Øمد Ùˆ على أله
Ùˆ صØبه أجمعين
Salam Sahabat Hanapi Bani.
💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥
اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا Ù…Øمد Ùˆ على أله
Ùˆ صØبه أجمعين
Salam Sahabat Hanapi Bani.
Pelatihan Deteksi Dini: Analisa Faktor Konflik
NAMA MODUL : ANALISA FAKTOR KONFLIK
- Sasaran
Penyuluh agama, dosen, Karyawan Kementerian Agama
- Tujuan
Meningkatkan kapasitas pegawai Kementerian Agama, baik dari level penyuluh, dosen PTKN dan seluruh staf dan karyawan Kementerian Agama untuk menjalankan amanah UU No.7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial, terutama dalam fungsinya membangun sistem Deteksi Dini untuk mencegah terjadinya konflik sosial berbasis keagamaan.
- Latar Belakang
Kementerian Agama diberikan amanah oleh Undang-Undang No.7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan PP No.2 Tahun 2025 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.2 Tahun 2012 untuk melakukan serangkaian kerja pencegahan konflik sosial. Untuk itu, dibutuhkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kepegawaian agar lebih sensitif dan lebih peka terhadap kondisi sosial keagamaan masyarakat di tempat mereka berada. Salah satu rangkaian kerja tersebut adalah membangun sistem deteksi dini (Early Warning System).
Penyusunan Sistem Deteksi Dini Konflik Sosial Religiosity Index berangkat dari landasan pemikiran tersebut. Sesuai dengan arahan PP No.7 Tahun 2012, Sistem Deteksi Dini dan Cegah Dini konflik meliputi:
- penelitian dan pemetaan wilayah potensi Konflik dan/atau daerah Konflik;
- Penyampaian data dan informasi mengenai Konflik secara cepat dan akurat;
- Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
- Peningkatan dan pemanfaatan modal sosial; dan
- Penguatan dan pemanfaatan fungsi intelijen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelatihan ini menjadi bagian dari pelaksanaan salah satu kegiatan Sistem Deteksi Dini dan Cegah Dini pada poin C yaitu Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
- Kompetensi Teknis Pelatihan
Pelatihan akan melalui 6 seksi pelatihan SistemDeteksi Dini Religiosity Index. Pelatihan tersebut terdiri dari video pemaparan materi, ujian di setiap seksi pelatihan, modul dan materi presentasi untuk bahan bacaan.
- Kurikulum/Struktur Program Deteksi Dini
Pada Modul 1 – Analisa Faktor Konflik, para peserta pelatihan akan mempelajari materi tentang landasan hukum Sistem Deteksi Dini yang diamanahkan kepada Kementerian Agama, dan materi pemahaman dasar tentang konflik sosial. Berikut di bawah ini struktur kurikulum Modul 1:
- Kementerian Agama dan Konflik
- Definisi Konflik
- Asumsi Dasar Konflik
- Sumber Konflik
- Wujud Konflik
- Kategori Konflik
Kunci Jawaban - 3.3 Asumsi Dasar Konflik - Pelatihan Deteksi Dini 1: Analisa Faktor Konflik - Pintar Kemenag
Petunjuk Pengisian :
Soal tersusun secara acak, jadi harap lebih teliti!
======
Berikut ini yang merupakan contoh unsur angin dalam analogi konflik adalah....
A. Perbedaan kepentingan
B. Kepribadian seseorang
C. Ketidakmampuan mengelola perbedaan
D. Kondisi sosial-politik yang tidak stabil (Jawaban dipilih)
Konflik dapat menimbulkan potensi resiko dan potensi manfaat. Resiko yang dapat ditimbulkan oleh konflik adalah sebagai berikut, kecuall:
A. Kematian
B. Kerusakan fisik dan materi
C. Kerusakan psikologis dan sosial
D. Perubahan masyarakat (Jawaban dipilih)
Berdasarkan asumsi dasar konflik, konflik dipengaruhi pola-pola emosi, kepribadian, dan budaya, Konflik GAM dipengaruhi oleh pola-pola emosi, kepribadian, dan budaya berikut ini, kecuali...
A. Emosi kemarahan dan kebencian terhadap pemerintah Indonesia
B. Budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan bukum* (Jawaban dipilih)
C. Kepribadian yang keras kepala dan tidak mau menerima kekalahan
D. Budaya Aceh yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan agama
Berdasarkan asumsi dasar konflik, maka konflik selalu ada dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari konflik yang terjadi di Sampit pada tahun 2001-2002. Konflik tersebut terjadi antara masyarakat suku Dayak cian suku Madura. Konflik tersebut dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah perbedaan budaya.
Berdasarkan asumsi dasar konflik, konflik yang terjadi di Sampit dapat dikategorikan sebagai konflik antar komunitas. Hal ini karena konflik tersebut melibatkan masyarakat di dua komunitas yang berbeda, yaitu masyarakat suku Dayak dan suku Madura. Berdasarkan informasi tersebut, manakah asumsi dasar konflik yang paling tepat untuk menjelaskan konflik yang terjadi di Sampit?
A. Asumsi 2
B. Asumsi 1
C. Asumsi 3* (Jawaban dipilih)
D. Asumsi 4
Asumsi dasar konflik yang menyatakan bahwa konflik selalu mempunyai dua sisi, yaitu potensi risiko dan potensi manfaat, dapat dianalogikan dengan fenomena apa?
A. Obat
B. Pisau*
A. Konflik selalu terjadi dalam kehidupan manusia (Jawaban dipilih)
B. Konflik selalu menciptakan potensi risiko
C. Konflik selalu melibatkan masyarakat dan negara.
D. Konflik selalu dipengaruhi oleh pola-pola emosi, kepribadian, dan budaya.*
Berdasarkan asumsi dasar konflik, konflik dipengaruhi pola-pola emosi, kepribadian, dan budaya. Kontlik GAM dipengaruhi oleh pola-pola emosi, kepribadian, dan budaya berikut ini, kecuali
A. Kepribadian yang keras kepala dan tidak mau menerima kekalahan
B. Budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hukum* (Jawaban dipilih)
C. Emosi kemarahan dan kebencian terhadap pemerintah indonesia
D. Budaya Aceh yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan agama
Berdasarkan asumsi dasar konflik, manakah pernyataan berikut yang salah?
A. Unsur api menggambarkan adanya konflik yang terjadi.*(Jawaban dipilih)
B. Unsur-unsur dasar suatu hutan gundul yang terbakar adalah unsur rumput dan pohon kering, unsur opi serta unsur angin.
C. Unsur rumput dan pohon kering menggambarkan perbedaan perbedaan yang ada dalam masyarakat
D. Unsur angin menggambarkan adanya pihak luar yang ikut memperkeruh konflik
Berdasarkan asumsi dasar konflik, konflik dipengaruhi pola pola emosi, kepribadian, dan budaya. Konflik GAM dipengaruhi oleh pola-pola emosi, kepribadian, dan budaya berikut ini, kecuali....
A. Kepribadian yang keras kepala dan tidak mau menerima kekalahan
B. Budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hukum* (Jawaban dipilih)
C. Emosi kemarahan dan kebencian terhadap pemerintah Indonesia
D. Budaya Aceh yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan agama
Berikut ini yang merupakan contoh potensi manfaat konflik, kecuali..
A. peningkatan solidaritas kelompok
B. klarifikasi pilihan da kekuatan untuk mencari penyelesaian (Jawaban dipilih)
C. Perubahan dan kemajuan
D. Peningkatan pemahaman terhadap sesama
Kunci selanjutnya silakan klik dibawah ini: - Kunci Jawaban - 3.4 Sumber Konflik - Pelatihan Deteksi Dini 1: Analisa Faktor Konflik - Pintar Kemenag
Demikian yang dapat kami bagikan terkait "Kunci Jawaban - 3.3 Asumsi Dasar Konflik - Pelatihan Deteksi Dini 1: Analisa Faktor Konflik - Pintar Kemenag", semoga bermanfa'at.
Terimakasih atas kunjungannya, mohon doa' agar kami sekeluarga diberikan kesehatan dan blog ini terus berkembang serta berguna bagi semua orang.
Memberi manfa'at baik di dunia maupun di akhirat.
Untuk mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru di facebook dari website ini silakan klik suka pada halaman kami HANAPI BANI
Youtube ;(Klik DISINI)
WA 1 ; (Klik DISINI)
WA 2 ; (Klik DISINI)
WA 3 ; (Klik DISINI)
WA 4 ; (Klik DISINI)
WA 5 ; (Klik DISINI)
WA 6 ; (Klik DISINI)
WA 7 ; (Klik DISINI)
WA 8 ; (Klik DISINI)
WA 9 ; (Klik DISINI)
WA 10 ; (Klik DISINI)
WA 11 ; (Klik DISINI)
WA 12 ; (Klik DISINI)
WA 13 ; (Klik DISINI)
WA 14 ; (Klik DISINI)
WA 15 ; (Klik DISINI)
WA 16 ; (Klik DISINI)
Pengumuman WA #1 ;(Klik DISINI)
Pengumuman WA #2 ;(Klik DISINI)
Telegram ; (Klik DISINI)
Bip ; (Klik DISINI)
Halaman FB (Klik DISINI)