بسم الله Ùˆ الØمد لله
اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا Ù…Øمد Ùˆ على أله
Ùˆ صØبه أجمعين
Salam Sahabat Hanapi Bani.
💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥
اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا Ù…Øمد Ùˆ على أله
Ùˆ صØبه أجمعين
Salam Sahabat Hanapi Bani.
Perubahan Kurikulum Pendidikan: Antara Ganti Menteri dan Ganti Kebijakan
Pernahkah Anda mendengar ungkapan, "ganti menteri, ganti kurikulum"? Frasa ini sering kali muncul di kalangan masyarakat setiap kali terjadi pergantian pemerintahan yang diiringi oleh perubahan dalam kurikulum pendidikan. Saat ini, dengan pelantikan tiga menteri baru di bidang pendidikan dan budaya setelah Nadiem Makarim, perdebatan mengenai hal ini kembali menghangat.
Memang, pergantian pemerintahan sering kali membawa pengaruh besar terhadap arah pendidikan, terutama melalui pengembangan kurikulum baru. Namun, kebiasaan pemerintah untuk merevisi kurikulum setiap kali ada perubahan menteri pendidikan menghasilkan istilah "ganti menteri, ganti kurikulum" yang semakin populer.
Lantas, seberapa sering sebenarnya kurikulum itu mengalami perubahan? Mari kita telusuri sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa ke masa.
Sejarah Kurikulum di Indonesia
Dalam sebuah penelitian berjudul "Sejarah Kurikulum di Indonesia" yang ditulis oleh Alhamuddin dan dipublikasikan pada tahun 2014, disebutkan bahwa kurikulum di Indonesia telah ada sejak tahun 1947. Berikut adalah gambaran singkat tentang perkembangan kurikulum tersebut:
Kurikulum 1947
Kurikulum pertama yang dikenal sebagai "rencana pelajaran 1947" diadopsi oleh pemerintah Indonesia pada saat itu. Istilah "kurikulum" sendiri masih jarang digunakan, dan pemerintah lebih memilih istilah "rencana pelajaran," yang diambil dari bahasa Belanda. Kurikulum ini banyak terinspirasi oleh sistem pendidikan Belanda dan Jepang yang pernah menjajah Indonesia. Fokus utama kurikulum ini adalah pembentukan karakter, kesadaran bernegara, dan semangat nasionalisme dengan Pancasila sebagai fondasi pendidikan.
Kurikulum 1952
Diikuti oleh "rencana pelajaran terurai 1952," yang merupakan revisi dari kurikulum sebelumnya, mulai melakukan detail pada setiap pelajaran, memperkenalkan satu pengajar untuk setiap mata pelajaran. Pendekatan ini mulai mengarah pada sistem pendidikan nasional, mengurangi pengaruh pendidikan kolonial.
Kurikulum 1964
Kurikulum "rencana pendidikan 1964" lahir sebagai respons untuk meningkatkan pengetahuan akademik bagi siswa di jenjang sekolah dasar. Kurikulum ini juga memperkenalkan program "Pancawardhana," yang berfokus pada pengetahuan fungsional dan praktis, dengan pembagian mata pelajaran dalam lima bidang: moral, kecerdasan, emosi, keterampilan, dan jasmani.
Kurikulum 1968
Kurikulum ini lahir pada masa transisi pemerintahan dari orde lama ke orde baru, dengan tujuan untuk membentuk individu yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Mengganti program "Pancawardhana," kurikulum ini memperkenalkan "Pembinaan Jiwa Pancasila" dan menekankan mata pelajaran yang bersifat teoritis.
Kurikulum 1975
Perkembangan terbaru pada kurikulum 1975 berfokus pada konsep "management by objective," dengan tujuan menjadikan pendidikan lebih efektif dan efisien. Sistem ini merinci setiap pelajaran dengan cara yang lebih terstruktur, termasuk tujuan instruksional dan evaluasi.
Kurikulum 1984
Setelah menerima kritik terhadap kerumitan kurikulum sebelumnya, kurikulum 1984 memperkenalkan pendekatan proses keterampilan, mengedepankan proses pembelajaran di samping tujuan pendidikan.
Kurikulum 1994
Berdasarkan pengalaman kurikulum sebelumnya, kurikulum 1994 mengintegrasikan "muatan lokal," menekankan pelajaran bahasa dan budaya daerah. Namun, kurikulum ini sempat mendapat kritik karena dianggap terlalu membebani siswa.
Kurikulum 2004
Memasuki era reformasi, kurikulum 2004 diperkenalkan sebagai "Kurikulum Berbasis Kompetensi," menekankan pada kompetensi siswa dengan cara penilaian yang beragam.
Kurikulum 2006
Dikenal sebagai "Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan" (KTSP), kurikulum ini menetapkan standar kelulusan yang harus dicapai oleh siswa, di mana guru dituntut untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan daerah masing-masing.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum 2004, bertujuan untuk menciptakan siswa yang produktif, kreatif, dan inovatif melalui pendekatan yang terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kurikulum Merdeka
Hasil evaluasi dari Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka diluncurkan pada 2022 untuk memberikan fleksibilitas dalam metode pembelajaran. Ini bertujuan untuk mengurangi beban materi yang dianggap terlalu banyak dan meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan memberikan ruang bagi guru untuk menyesuaikan kurikulum berdasarkan kebutuhan lokal.
Dengan adanya berbagai kurikulum yang telah mengalami banyak perubahan, tampak jelas bahwa perjalanan pendidikan di Indonesia terus beradaptasi dan mencari cara yang lebih baik untuk mempersiapkan generasi mendatang. Ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar sebuah sistem, tetapi juga sebuah upaya berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi bagi bangsa.
Demikian yang dapat kami bagikan terkait "Perkembangan Kurikulum di Indonesia: Dari Kurikulum 1947 Hingga Kurikulum Merdeka", semoga bermanfa'at.
Memberi manfa'at baik di dunia maupun di akhirat.
Menjadi asbab keridhaan Allaah kepada kami.
Untuk mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru di facebook dari website ini silakan klik suka pada halaman kami HANAPI BANI
atau gabung Group kami;
Youtube ;(Klik DISINI)
Instagram ; (Klik DISINI)
Telegram ; (Klik DISINI)
Bip ; (Klik DISINI)
Halaman FB (Klik DISINI)
WA 1 ; (Klik DISINI)
WA 2 ; (Klik DISINI)
WA 3 ; (Klik DISINI)
WA 4 ; (Klik DISINI)
WA 5 ; (Klik DISINI)
WA 6 ; (Klik DISINI)
WA 7 ; (Klik DISINI)
WA 8 ; (Klik DISINI)
WA 9 ; (Klik DISINI)
WA 10 ; (Klik DISINI)
WA 11 ; (Klik DISINI)
WA 12 ; (Klik DISINI)
WA 13 ; (Klik DISINI)
WA 14 ; (Klik DISINI)
WA 15 ; (Klik DISINI)
WA 16 ; (Klik DISINI)
Komunitas WA #1 ;(Klik DISINI)
Komunitas WA #2 ;(Klik DISINI)
Saluran WA tanpa Batas ; (Klik DISINI)