Breaking News

01 Desember 2024

Kirab Budaya dalam Tradisi Petik Laut di Daerah Pesisir Pantai Selatan

 


السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
بسم الله و الحمد لله
اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على أله
 Ùˆ صحبه أجمعين

Salam Sahabat Hanapi Bani.

💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥

Kirab budaya dalam tradisi petik laut di daerah pesisir pantai merupakan rangkaian acara yang biasanya diawali dengan prosesi sesaji, miniatur perahu, dan kepala sapi.Kirab budaya ini diiringi dengan tarian tradisional dan musik Jawa. Rute Karnaval Budaya biasanya dimulai dari Balai desa dan menuju ke dermaga. Tradisi menangkap ikan di laut adalah ritual atau upacara adat yang dilakukan oleh nelayan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini juga bertujuan untuk mendoakan keberuntungan dan keselamatan, serta memiliki rasa kasih sayang terhadap alam. beberapa hal yang dilakukan dalam tradisi melaut di laut yang berada daerah Puger Wetan.

     Petik laut ini menjadi bagian dari acara bersih desa. Prosesinya diawali dengan diadakan pementasan wayang kulit semalam suntuk. Pada hari berikutnya masyarakat kembali berkumpul untuk melaksanakan acara doa. bersama atau tahlil. Doa ini dilakukan pada malam hari dan selanjutnya warga setempat menginap di balai desa. Hingga keesokan harinya upacara petik laut dilaksanakan. Prosesi dari upacara ini adalah diawali dengan kirap yang dipimpin oleh dua orang tetuah adat. Disini ketua adat pertama memimpin jalan sambil menggendong sebuah wadah kuningan yang berisi sirih, kapur, pinang dan susur sembari melempar beras kuning di sepanjang jalan dengan membaca sholawat. Sedangkan tetua adat kedua menggendong seekor ayam yang disebut“iber-iber” dan dibelakangnya diikuti dengan masyarakat yang membawa perlengkapan sesaji. Hingga tiba di dermaga kemudian kepala desa bersiap-siap pergi ketengah laut dan disana dilakukan pelarungan berbagai sesaji yang dibawa tadi. Sesaji yang menjadi pelengkap pada tradisi petik laut ini terdiri dari:

1.  Kepala Sapi

 Salah satu atribut yang harus ada dalam pelaksanaan upacara adat ini adalah kepala sapi. Keberadaan kepala sapi sebagai salah satu atribut dalam upacara petik laut memang sudah sesuai dengan ketentuan atau pakem yang ada. Dalam upacara petik laut yang ada di desa Puger Wetan, keterlibatan kepala sapi sebagai atribut adalah dimulai dengan melakukan pemotongan sapi yang nantinya akan diambil kepalanya untuk dijadikan sesaji. Pemotongan kepala sapi ini dilakukan oleh masyarakat setempat yang dalam prosesinya diawali dengan doa-doa yang dipimpin oleh para tokoh masyarakat. Setelah itu kepala sapi tersebut disucikan dan dibersihkan dari bekas darah pemotongan tadi. Selanjutnya kepala sapi yang ditempatkan pada kayu yang sudah disusun untuk selanjutnya diarak untuk menuju ke Pantai Puger. Hingga pada inti acara, kepala sapi dilarungkan ke laut bersamaan dengan sesaji lainnya. Penggunaan kepala sapi dalam tradisi petik laut ini bukan tanpa alasan. Menurut penuturan informan penggunaan kepala sapi dalam upacara petik laut dikarenakan kepala sapi merupakan bagian dari sesaji yangwajib ada dalam upacara adat. Selain itu kepala sapi memiliki nilai yang paling tinggi dalam upacara adat jika dibandingkan dengan kepala hewan yang lain. Disisi lain jika dilihat dari sisi maknanya sendiri, kepala sapi memiliki makna kebodohan yang harus dihilangkan. Sehingga pelarungan kepala sapi dalam upacara petik laut ini mengandung makna bahwa masyarakat berharap untuk dijauhkan dari kebodohan yang merupakan sifat buruk dari seorang manusia

2.          Jenang Abang dan Jenang Putih

 Jenang abang dan putih ini merupakan salah satu pelengkap yang ada pada saat upacara petik laut dilaksanakan. Dalam tradisi ini jenang abang dan putih disajikan padasebuah wadah yang disebut takir dengan posisi menyilang. Penempatan jenang dengan cara silang ini memiliki sebuah makna yaitu sebagai simbol penolak bala bagi masyarakatagar tidak ada yang menghalangi masyarakat dalam mencari nafkah

3.  Tujuh Jajanan Pasar

 Tujuh jajanan pasar merupakan salah satu sesaji yang ada pada tradisi petik laut. Menurut penuturan informan tujuh jajanan pasar ini terdiri dari lapis, pisang goreng, lemper, nagasari, mendhut, cucur dan bikang. Jajanan pasar sendiri memiliki makna sebagai suatu kerukunan masyarakat. Warnanya yang berbeda-beda mengambarkanbahwa meskipun masyarakat desa memiliki sifat yang berbeda beda, namun hidupnya tetap rukun dan sejahtera. Sehingga jajanan dapat menjadi simbol kesatuan bagi masyarakat yang melaksanakan petik laut

4.  Pisang Raja

 Sesaji dalam upacara petik laut juga melibatkan hasil bumi seperti buah pisang. Buah pisang yang dipilihpun adalah dari jenis pisang raja yang memiliki ukuran lebih besar. Pisang raja memang kerap kali dijadikan pelengkap sesaji dalam berbagai upacaratradisi khususnya tradisi yang kental dengan adat jawa. Jenis pisang ini tumbuh subur dibeberapa bagian di kecamatan Puger sehingga pisang ini dipilih menjadi sesaji dalam upacara petik laut dikecamatan Puger. Pisang raja yang dipersembahkan sebagai sesaji nantinya akan diberikan sebanyak satu sisir. Selanjutnya pisang ini akan diletakkan bersamaan dengan hasil bumi lainnya. Penggunaan pisang raja mengandung makna kewibawaan. Sehingga dengan melibatkan pisang raja sebagai sesaji akan membuat masyarakat Puger memiliki kewibawaan dan senantiasa diberi keselamatan dalam melakukan aktivitas di laut

5.  Tebu Hitam

Sesaji berikutnya adalah tebu hitam. Tebu hitam merupakan sebuah tanaman yangmengandung banyak air didalamnya. Tanaman ini tumbuh dengan subur di beberapa wilayah dikecamatan Puger. Makna yang tedapaat dalam tebu hitam sendiri menggambarkan kehidupan manusia. Dimana dari warnanya yang hitam namun rasanyayang manis mengajarkan agar kita tidak melihat seseorang hanya dari luarnya saja. Apa yang dilihat oleh mata tidak selalu mewakili apa yang ada didalamnya.

6.  Polo Pendem ( tumbuhan yang berbuah didalam tanah)

 Selain sesaji diatas terdapat juga polo pendem atau tumbuhan yang berbuah didalam tanah. Menurut penuturan informan polo pendem ini terdiri dari : singkong, ubi, talas, kacang tanah, dan gadung. Polo pendem memiliki makna yakni agar rezekinya menempel sampai mengakar. Selain itu polo pendem yang merupakan tumbuhan yang berbuah didalam tanah, mengajarkan pentingnya berperilaku dengan rendah hati, tidak sombong, dan menjaga etika serta norma- norma sosial dengan baik seperti halnya tanaman polo pendem itu sendiri

7.  Miniature Perahu

 

Miniatur perahu merupakan atribut yang tidak kalah pentingnya dalam tradisi petik laut. Miniatur perahu dipilih karena merupakan alat tranportasi yang membantu  nelayan mencari ikan. Sedangkan dalam tradisi ini miniature perahu digunakan menempatkan berbagai sesaji hingga nanti dilarungkan ke tengah laut. Miniature perahuini juga menjadi pembeda antara desa Puger Kulon dan Puger Wetan. Dimana dalam Puger Wetan, masyarakat mengunaakan miniature perahu berbentuk jukung. Jukung merupakan jenis perahu berukuran kecil yang digunakan masyarakat Puger Wetan untuk mencari ikan. Sedangkan untuk Puger Kulon, masyarakatnya mengunakan miniature perahu berbentuk sampan. Hal tersebut juga didasari oleh sebuah fakta dimana masyarakat Puger Kulon mayoritas menggunakan sampan untuk melaut. Namun meskipun terdapat perbedaan, pelaksanaan petik laut tetap dengan cara atau prosesi yangsama.

8.  Bekakak

 Bekakak merupakan sebuah sesaji yang terbuat dari tepung dan dibentuk seperti berbagai bentuk serangga. Informan menyampaikan bahwa bentuk serangga tersebut terdiri dari bentuk cacing, orong-orong, ulat, dan cicak. Dalam proses pembuatannya tepung yang sudah dibentuk kemudian dikukus hingga matang untuk selanjutnya disusundalam sebuah nampan.

9.  Kluntung Waluh

 Kluntung waluh terdiri dari dua kata yaitu kluntung yang merupakan hewan sejenis kaki seribu, dimana hewan ini apabila disentuh akan menggulungkan badan. Sedangkan waluh merupakan sebutan untuk buah labu dalam bahasa jawa. Namun dalamhal ini keluntung waluh merupakan jenis sesaji yang berasal dari bahan dasar labu kuning. Dalam proses pembuatannya labu ini dibuka bagian atasnya untuk dikeluarkan isi biji yang terdapat didalamnya. Setelah itu labu tersebut diisi dengan gulah merah dan dikukushingga matang. ( Sukarman,2015)

10.       Kemanten

 Kemanten merupakan julukan yang berasal dari bahasa jawa yang berarti pengantin. Kemanten dalam tradisi petik laut ini merupakan sebuah miniatur bentuk orangyang terbuat dari tepung. Sepasang miniatur pengantin ini diletakkan pada kuali yang terbuat dari kuningan atau disebut bokor. Miniatur pengantin ini dihias menggunakan berbagai pernak pernik dan bunga yang menjadi ciri khas dari seorang pengantin.

 

11.       Kinangan

 

Kinangan adalah sebutan bagi seperangkat perlengkapan untuk memakan sirih. Kinangan ini menjadi atribut pelengkap yang terdiri dari wadah yang berisikan sirih, kapur, pinang, gambir, dan susur.

12.       Dhamar Kambang

Dhamar kambang merupakan jenis penerangan yang terbuat dari kaca berbentuktabung yang diberi minyak tanah dan dilengkapi dengan sumbu. Saat tradisi petik laut berlangsung dhamar kambang ini dinyalakan disepanjang acara.

13.       Peteteng

Peteteng merupakan suatu sebutan bagi ayam yang dimasak hanya dengan dibakarlangsung diatas api. Dalam proses pemasakan tersebut tidak menggunakan bumbu apapunyang dapat menambah cita rasa makanan seperti pada umumnya.

14.       Ketupat Lepet

Ketupat lepet merujuk pada sebuah makanan khas yang ada saat hari raya idul fitri. Makanan yang satu ini memiliki bahan dasar beras

( Bersumber dari Ibu mes istri dari bapak Agus selaku kerawat desa puger weta, 2024  )




PETIK LAUT ADALAH SEBUAH TRADISI YANG WAJIB DI LESTARIKAN OLEH WARGA PESISIR PANTAI SELATAN, KARENA SEBAGAI WARISAN LELUHUR

Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, masyarakat menjadikan tradisi petik laut ini sebagai simbol tolak bala. Hal tersebut telah menjadi kepercayaan seluruh masyarakat Puger. Adanya kepercayaan ini tidak hanya didasari pemikiran abstrak semata, namun diperkuat dengan terjadinya hal-hal diluar nalar yang menimpa beberapa nelayan di kecamatan Puger. Menurut pengakuan informan beberapa waktu lalu seoarang nelayan yang sedang memancing ikan di pingir batu karang tiba-tiba terjatuh. Nelayan tersebut langsung tidak sadarkan diri, namun dari pengakuannya ia mengungkapkan bahwa setelah terjatuh ia bertemu dengan sesosok wanita berpakaian tradisional. Sosok tersebut mengajak nelayan untuk ikut ke alamnya. Disana ia melihat sebuah bangunan besar dengan arsitektur yang megah. Namun anehnya bangunan yang menyerupai istana tersebut dapat berdiri dengan kokohnya didalam laut. Di waktu yang bersamaan keluarganelayan melaporkan bahwa nelayan tersebut hilang. Karena tidak menemukan titik terang akhirnya keluarga nelayan tersebut menganggap bahwa nelayan itu hilang terseret arus laut. Namun setelah tiga hari kemudian nelayan tersebut tiba-tiba berada di depan rumahnya dengan keadaan selamat. Menurut penuturanya ia diantar oleh sebuah kereta kencana yang ditarik oleh kuda putih. Keluarga yang mendengar cerita nelayan tersebut sangat terkejut. Secara logika

            Antar agama dan budaya yang memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Agama tidak akan tersebar tanpa budaya dan budaya akan tersesat tanpa agama. Karena agama merupakan tuntunan hidup bagi masyarakkat menuju kesejahteraan. Seperti halnya masyarakat yang tinggal didaerah pesisir pantai memiliki cara panadang terhadap laut sebagai mata pencaharian mereka. Oleh karena itu timbul suatu tanggapan masyarakat terhadap sumber daya laut. Kemudian untuk menghormati kekuatan dari sumber laut tersebut masyarakat menyatukan akal dan perasaan sebagai ucapan rasa syukur terhadap laut melalui kirab laut dalam tradisi petik laut. Selain sebagai ungkapan rasa syukur adanya penyelengaraan kirap budaya dalam tradisi petik laut sebagai bentuk permohonan agar dilimpahkan hasil laut yang yang lebih melimpah pada hari – hari berikutnya, juga sebagai bentuk permohonan masyarakat pesisir kepada Yang Maha Kuasa agara terhindar malapetaka yang akan ditimbulkan oleh laut, seperti sedikitnya perolehan hasil tangkapan laut nelayan pesisir, tsunamai, banjir dan lain sebagainya.

              Sebagian masyarakat awam, masih ada yang meyakini dan percaya akan roh penghuni pantai selatan. Sehingga timbul anggapan pada masyarakat pesisir ketika tidak mengadakan upacara syukuran sebagai bentuk pesrsembahan pada roh penjaga laut, ia akan marah dan tidak memberikan kemakmuran pada hasil tangkapan nelayan. Masyarakat nelayan percaya, roh penjaga laut pasti memiliki sifat layaknya manusia. Artinya mereka memiliki sifat-sifat yang baik dan negatif, yang mereka khawatikan akan menjadi malapetaka bagi mereka yang melaut nanti dan juga bagi keselamatan serta kesejahteraan masyarakat pesisir pada umumnya.

            Anggapan masyarkat daerah pesisir pantai yaitu apa yang dibangun oleh masyarakat pesisir yaitu “ alam akan merespon segala sesuatu yang ada pada fikiran. Entah itu baik atau buruk, karena alam tau apa yang ada difikiran manusia. Segala hal yang mendominasi fikiran manusia akan direspon melalui situasi,lingkunga dan alam sekitarnya. Perayaan kirab budaya dalam tradisi petik laut dilaksnakan setiap setahun sekali, hal itu disesuaikan dengan sumber swadaya masyarakat setempat terutama nelayan sebagai pemasok dana dalam penyelengaraan petik laut. Tidak ada yang tau pasti kapan awal diadakan kirab budaya dalam tradisi petik laut ini. Karena yang masyarakat pesisir tau tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman nenek moyangnya terdahulu

Dalam acara kirab budaya ini masyarakat puger berbondong – bondong untuk menciptakan acara yang meriah, sebab acara ini dapat dikatakan acara pesta desa yang dilangsungkan setiap satu tahun sekali, mulai dari orang tua, remaja yang memeriahkan acara ini. Keunikan kirab budaya dalam tradisi petik laut di Puger Wetan adalah Kepala desa selalu memakai pakaian yang unik setiap tahunnya, dan selalu menaiki kuda dalam acara kirab budaya dalam tradisi petik laut.  Kepala desa puger wetan yakni Bpk. Inwanullah tidak menentukan tema dalam acara kirab budaya ini karna menurut beliau acara ini bukan ajang fashion show yang di tampilkan melainkan hikmatnya sebuah acara karna tujuannya adalah SELAMETAN DESA. meskipun banyak yang pro dan kotra atas keputusan tersebut karna menurut sebagian masyarakat jika acara kirab budaya ini tidak ditentukan temanya, acaranya akan Nampak biasa, tapi warga desa Puger Wetan tetap Antuasias masyarakat desa dalam acara ini.

Seperti yang diterapkan pada indonesia yaitu BINEKA TUNGGAL IKA berbeda-beda tetapi tetap satu jua, bagaimanapun pendapat yang telah disepakati tetap warga desa puger wetan sangat senang dan antusias dalam acara ini. Ciri khas dalam petik laut yaitu berupa sesaji yang terdiri dari hasil alam yang ada di kecamatan Puger, dan atribut lain yang menjadi pelengkapnya. Wilayah Puger yang berada di tanah Jawa, membuat tradisi yang dilakukan oleh masyarakat mengikuti tradisikejawen. Hal ini dapat dilihat dari terlibatnya sesaji berupa hasil alam dan atribut lain yang menjadi simbol adat. Simbol adat ini tidak hanya diletakkan sebagai pelengkap semata, namun disamping itu juga mengandung pengharapan dari masyarakat yang melaksanakan tradisi petik laut. Adanya tradisi unik yang melibatkan kebudayaan jawa dengan kehidupan masyarakat pesisir ini seperti menjadi sebuah simbol representasi. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mengulik lebih dalam tentang tradisi petik lautyang menjadi simbol representasi hingga membentuk sebuah identitas masyarakat Puger.

Tradisi ini wajib dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan suro pada penanggalan jawa. Masyarakat percaya bahwa dari adanya tradisi ini orang- orang yang bekerja di laut akandijauhkan dari segala marabahaya. Sebab seperti yang diketahui bersama, bahwa orang- orang yang bekerja di laut ini tidak dapat memprediksi musibah apa yang akan menimpa mereka saat berada di tengah laut. Dapat dikatakan jika keselamatan mereka bergantungpada kondisi alam. Disamping itu, tradisi petik laut ini menjadi suatu sarana untuk mengungkapkan rasa syukur mereka terhadap hasil laut yang melimpah. Oleh karena itu,hingga saat ini tradisi petik laut terus dilaksanakan dan tetap eksis di era yang semakin modern. Bahkan salah satu informan mengungkapkan pelaksanaan petik laut yang sekarang lebih meriah dibandingkan dengan zaman dahulu. Dimana dulunya hanya dilaksanakan secara sederhana namun tetap sesuai dengan pakem yang ada. Akan tetapi pada masa sekarang pelaksanaan upacara tersebut lebih meriah menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Saya sebagai masyarakat daerah pesisir pantai sangant antusias sekali dengan acara ini apalagi saya termsuk bagian dari acara tersebut, ikut serta meramaiakan acara kirab budaya ini.  Masyarakat berbondong – bondong mempersiapkan acara dan lain sebagainya. Bentuk rasa syukur yang dilangsungkan dalam kirab budaya ini adalah salah satu bentuk tradisi yang harus dilestarikan dan tidak boleh di tinggalkan. Dari berbagai pendapat yang sudah menjadi kontroversi pada tradisi ini kami masyrakat pesisir pantai tetap melestarikan tradisi ini.       

 

Oleh : ERVINA,S.Pd 


Biografi Penulis

ERVINA,S.Pd lahir pada 04 September 1990, Saya anak ke Empat dari Empat bersaudara, Saya adalah seorang Guru dan saya mengajar sejak tahun 2009 sampai saat ini. Saya alumni UNIVERSITAS ISLAM JEMBER pada tahun 2013. Saya juga aktif di desa Puger Wetan sebagai  Kader Pemberdayaan Manusia (KPM) sejak tahun 2019 – saat ini. Saya juga pernah juara 2 dalam acara Mothercare best Innovatioan program Jalin Matra di Malang  pada tahun 2019

Menjadi guru adalah tujuan utama dalam hidupku dan saya belajar banyak hal setelah saya Menjadi ”GURU

”Terimakasih guruku kau telah memotivasiku untuk menjadi guru sepertimu” 

==========
"Apakah Anda memiliki ide, pengalaman, atau tulisan menarik yang ingin dibagikan? Mari bergabung dengan komunitas kami! Kirimkan artikel terbaik Anda, lengkap dengan minimal 1 gambar pendukung, dan jadilah bagian dari penulis inspiratif di website kami www.hanapibani.com. Tulisannya akan dibaca oleh ribuan pembaca setiap hari. Tunggu apa lagi? Kirim sekarang, dan biarkan suara Anda menginspirasi banyak orang!"

Kirim ke : 085251693717
===========


Cek Al Quran Custom Nama (Bisa Tulis Nama di Cover) Al Quran Hafalan Per Kata Syaamil Quran dengan harga Rp97.000. Dapatkan di Shopee sekarang! https://s.shopee.co.id/4VLsOXWVxi?share_channel_code=1

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang "Kirab Budaya dalam Tradisi Petik Laut di Daerah Pesisir Pantai Selatan", semoga bermanfa'at. 

Terimakasih atas kunjungannya, mohon doa' agar kami sekeluarga diberikan kesehatan dan blog ini terus berkembang serta berguna bagi semua orang.
Memberi manfa'at baik di dunia maupun di akhirat.

Menjadi asbab keridhaan Allaah kepada kami.
Untuk mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru di facebook dari website ini silakan klik suka pada halaman kami  HANAPI BANI 

atau gabung Group kami;

Youtube ;(Klik DISINI)
Instagram ; (Klik DISINI)
Telegram ; (Klik DISINI)
Bip ; (Klik DISINI)
Halaman FB 
(Klik DISINI)

WA 1 ; (Klik DISINI)
WA 2 ; (Klik DISINI)
WA 3 ; (Klik DISINI)
WA 4 ; (Klik DISINI)

WA 5 ; (Klik DISINI)
WA 6 ; (Klik DISINI)
WA 7 ; (Klik DISINI)
WA 8 ; (Klik DISINI)
WA 9 ; (Klik DISINI)
WA 10 ; (Klik DISINI)
WA 11 ; (Klik DISINI)
WA 12 ; (Klik DISINI)
WA 13 ; (Klik DISINI)
WA 14 ; (Klik DISINI)
WA 15 ; (Klik DISINI)
WA 16 ; (Klik DISINI)
Komunitas WA #1 ;(Klik DISINI)
Komunitas WA #2 ;(Klik DISINI)
Saluran WA tanpa Batas ; (Klik DISINI)

Ùˆ ØµÙ„Ù‰  Ø§Ù„له Ø¹Ù„Ù‰ سيدنا محمد Ùˆ على أله
 Ùˆ صحبه Ùˆ سلم أجمعين
ثم السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Protected by Copyscape


1 Comments

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bukankah seorang muslim ketika mengetahui ada tradisi yang bertentangan dengan Aqidah Islam yang benar harusnya mengingatkan manusia atau penyimpangan tersebut? dan tidak seharusnya menjadi orang yang mengajak manusia untuk melakukan kesalahan tersebut? Bukankah dalam hal itu terdapat keyakinan yang tidak sesuai dengan Aqidah seorang muslim yaitu mengenai Tauhid?

Translate

Artikel Terbaru

Menag Launching Penerimaan Mahasiswa Baru 2025, Ini Jadwal SPAN dan UM PTKIN

  Menag Nasaruddin Umar saat memberikan sambutan pada acara launching PMB PTKIN 2025 السلام عليكم Ùˆ رحمة الله Ùˆ بركاته بسم الله Ùˆ الحمد لله ...

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI